GridHEALTH.id – Bagi kebanyakan wanita, melahirkan secara normal merupakan proses yang sangat sakit dan bisa memakan waktu lama hingga berjam-jam.
Oleh karena itu, ada sebagian wanita yang memilih menjalani operasi sesar atau bedah sesar walaupun sebenarnya tidak harus.
Baca Juga: Ini Alasan Kenapa Risiko Operasi Sesar Meningkat Pada Ibu 35 Tahun ke Atas
Hal itu dikarenakan prosesnya yang cepat dan dapat mengurangi rasa sakit selama persalinan atau karena ingin memilih “tanggal cantik” untuk kelahiran bayi.
Operasi sesar juga bisa mengurangi beberapa risiko lainnya yang dapat terjadi pada ibu.
Baca Juga: Perhatikan 5 Hal Ini Agar Operasi Sesar Bisa Ditanggung BPJS Kesehatan
Seperti cedera pada vagina, perdarahan hebat setelah kelahiran, kehilangan kontrol kandung kemih, dan prolaps organ panggul (kondisi melemahnya otot dan ligamen yang menyokong organ-organ di sekitar daerah panggul).
Bukan berarti bahwa hal-hal ini sudah pasti tidak akan terjadi, namun kemungkinan risiko-risiko tersebut lebih rendah daripada jika melahirkan secara normal.
Beberapa ibu hamil mungkin perlu merencanakan operasi sesar, terutama jika ibu mengandung lebih dari satu bayi atau jika ibu memiliki kondisi medis atau infeksi.
Baca Juga: Persalinan Lewat Operasi Sesar Bisa Dilakukan Berkali-kali, Tapi...
Operasi sesar dapat menjadi pilihan paling aman jika ibu khawatir dengan kesehatannya atau bayinya.
Ibu hamil mungkin juga memerlukan operasi sesar jika mengalami keadaan darurat selama persalinan.
Baca Juga: Masih Takut Operasi Sesar? Berikut 14 Tips Pemulihan Cepat dan Lancar, Terbukti!
Misalnya persalinan tidak mengalami kemajuan sebagaimana mestinya atau bayi dalam posisi yang buruk atau terlalu besar untuk persalinan normal.
Akan tetapi, layaknya operasi medis lainnya, melakukan operasi sesar juga memiliki risiko bagi ibu dan bayinya.
Risiko operasi sesar yang bisa terjadi pada ibu ialah infeksi luka atau lapisan rahim, serangan jantung, serta masalah pada kehamilan berikutnya.
Dan walaupun jarang terjadi, operasi sesar bisa berisiko perdarahan yang mengarah ke transfusi darah atau pengangkatan rahim, apalagi jika wanita memiliki masalah dengan plasenta atau perdarahan selama kehamilan.
Operasi sesar yang dilakukan pada akhir persalinan bisa berhubungan dengan risiko kelahiran prematur pada kehamilan berikutnya.
Kemudian risiko operasi sesar yang bisa terjadi pada bayi ialah luka pada kulit yang disebabkan selama operasi, tetapi biasanya hanya luka kecil dan bisa cepat sembuh.
Baca Juga: Ingin Persalinan Normal dengan Riwayat Pernah Sesar, Mungkinkah? Ini Syaratnya
Lalu masalah pernapasan, namun ini lebih sering terjadi jika bayi lahir sebelum usia kehamilan 39 minggu. Itu karena persalinan membantu membersihkan cairan di paru-paru bayi.
Jadi, jika operasi sesar dilakukan sebelum persalinan dimulai, bayi mungkin masih memiliki cairan di paru-parunya.
Biasanya masalah pernapasan akan sembuh sendiri setelah beberapa hari, tetapi beberapa bayi perlu masuk NICU.
Jika ibu khawatir dengan pernapasan bayinya, segera hubungi bidan atau dokter.
Perlu diketahui, risiko-risiko tersebut bukan berarti pasti terjadi, tetapi ada kemungkinan bahwa itu bisa terjadi daripada jika ibu melahirkan secara normal.
Baca Juga: Benarkah Persalinan Sesar Merupakan Warisan? Ini Jawaban Dokter
Maka ada baiknya jika berencana menjalani operasi sesar, bicarakanlah terlebih dahulu dengan bidan atau dokter. (*)
#brantasstunting
Source | : | WebMD,tommys.org |
Penulis | : | Deva Norita Putri |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar