GridHEALTH.id - Camilan satu ini adalah makanan favorit sejuta umat.
Setiap ada acara kumpul-kumpul apalagi sambil begadang, camilan murah meriah ini selalu ada.
Asyiknya lagi camilan satu ini tidak membuat kita kenyang.
Jadi seberapa banyak pun yang sudah dikonsumsi, kita tetap hayu saja untuk memakannya.
Ditambah rasanya yang gurih, dan teksturnya yang renyah, siapapun yang sekali mencoba camilan sejuta umat ini dijamin tidak bisa berhenti sebelum habis bersih total.
Cara mengolah camilan ini mudah dan banyak caranya.
Baca Juga: Kacang Hijau Bisa Jadi Camilan Redakan Marah di Saat Lapar
Bisa digoreng, disangrai, direbus. Apapun cara makannya camilan ini tetap digemari dan bikin ketagihan.
Untuk nutrisi alias kandungan gizi jangan ditanya, camilan ini kaya kandungan gizi.
Malah digadang-gadang baik untuk kesehatan jantung. Sampai-sampai pabrikan yang mengolah camilan ini ada yang memang logo jantung sehat pada kemasannya.
Kandungan gizi camilan ini antara lain, protein, karbohidrat, serat pangan, mineral dan vitamin.
Tahukah apa nama camilan tersebut?
Ya, camilan tersebut adalah kacang.
Kacang, walau kaya manfaat kesehatan karena kandungan gizinya, juga harganya mudah dan enak dikonsumsi sebagai camilan, kita perlu hati-hati juga mengonsumsinya.
Jika tidak hati-hati dan kebablasan, kacang mempunyai dampak negatif bagi tubuh.
Melansir Sajiansedap.com, berikut bahaya makan kacang bagi kesehatan, yang dilansir dari Prevention!
1. Berat badan naik
Meskipun kacang-kacangan direkomendasikan sebagai sumber protein dan serat.
Tapi bukan berarti bisa mengkonsumsi kacang secara berlebihan.
Jika tak ingin berat badan melonjak secara cepat, konsumsilah kacang dengan porsi yang tepat.
Konsumsi kacang-kacangan secara berlebih dapat mempercepat peningkatan berat badan.
Ini karena kandungan kalorinya yang cukup padat.
Baca Juga: Jalani Operasi Pembesaran Alat Vital, Pengusaha Berlian Ini Meninggal Dunia Terkena Komplikasi
2. Gangguan pencernaan
Jika pernah merasakan perut kembung setelah mengkonsumsi kacang-kacangan.
Berarti itu merupakan tanda atau efek samping jika mengkonsumsi kacang secara berlebihan.
Hal ini karena kacang-kacangan terdapat senyawa phytates dan tanin.
Kedua senyawa inilah yang dapat membuat kacang-kacangan ini sulit untuk dicerna.
Sehingga akan menghambat proses pencernaan.
3. Gangguan ginjal
Mengkonsumsi kacang-kacangan terlebih yang telah dibumbui dapat mengancam kesehatan organ ginjal.
Tak hanya itu, konsumsi kacang secara berlebihan akan menimbulkan masalah kesehatan lainnya lantaran kandungan sodium tinggi di dalamnya.
Beberapa masalah kesehatan lainnya yang mungkin muncul yakni seperti kanker pada saluran cerna, kerapuhan dan keropos tulang atau osteoporosis, sakit jantung, serangan jantung, hingga stroke.
Nah itulah masalah-masalah yang siap mengancam kesehatanmu jika makan kacang-kacangan secara berlebihan.
Mulai sekarang konsumsi kacang sewajarnya saja ya.
Baca Juga: Teh Hijau atau Hitam Biasa, Teh Serai Rasa dan Khasiatnya Luar Biasa
Baca Juga: Di Madura Seorang Suami Aniaya Istri yang Tengah Hamil 6 Bulan Hingga Tewas, Sang Anak Ikut Terlibat
Walau demikian, jika dikonsumsi secara bijak, kacang justru menguntungkan bagi pria.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ahli di rumah sakit Azienda Ospedaliera Citta della Salute e della Scienza di Turin, mengamati 100 pria yang mengonsumsi kacang-kacangan, seperti: kacang tanah, almond, kenari, dan hazelnut setiap harinya.
Baca Juga: Studi: Konsumsi Kacang Saat Hamil, Mampu Meningkatkan Peluang Lahirkan Anak yang Cerdas
Penelitian ini membuktikan bahwa konsumsi kacang ternyata dapat berguna untuk meningkatkan kualitas sperma pria.
Penelitian yang dilakukan pada 2012 oleh tim peneliti di University of California, membuktikan bahwa mengonsumsi 75 g kacang, terutama kacang kenari setiap harinya dapat meningkatkan vitalitas, motilitas, dan morfologi sperma.
Kenapa kacang bisa sebegitu bermnafaatnya bagi kesuburan pria? Artikel selengkapnya KLIK DI SINI(*)
#berantasstunting
Source | : | prevention,sajiansedap.com |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar