GridHEALTH.id – Bagi banyak ibu bekerja, menyediakan ASI secara langsung sering menjadi kendala. Oleh sebab itu biasanya mereka memompa payudaranya saat berada di kantor agar ketersediaan ASI terjaga.
Baca Juga: Studi: Lebih Dari 70% Pekerja Wanita di Indonesia Kurang Pengetahuannya Tentang ASI Eksklusif
Sayangnya, pada beberapa kondisi, tidak ada tempat yang tepat untuk memompa ASI. Pada beberapa tempat kerja, tidak ada ruang yang cukup aman dan nyaman sehingga mereka melakukannya di toilet.
Padahal, menurut Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK yang juga peneliti dari ILUNI MKK FKUI dan Chairman Health Collaborative Center, hal tersebut tidak disarankan karena berdampak buruk.
Berikut beberapa alasan mengapa memompa ASI tidak baik di toilet seperti dikutip dari detikhealth dan kompas.com;
1. Bukan tempat higienis
Tentu toilet bukanlah tempat higienis, apalagi untuk memompa ASI yang notabenya makanan untuk anak kita.
Toilet menjadi sarang kuman terbanyak, ASI tentu saja akan mudah terkontaminasi oleh kuman dan bakteri dari tempat kita buang air kecil hingga besar.
Apalagi, menurut Dr. Ray, usus anak di bawah enam bulan masih rentan yang mudah sekali terserang kuman.
2. Posisi memompa tidak ergonomis
Posisi ibu saat menyusui sangat berpengaruh untuk ASI yang dihasilkan. Posisi yang benar saat menyusui, Dr. Ray menjelaskan, ibu harus duduk bersandar dan punggung harus rileks.
Sedangkan, jika di toliet tidak ada tempat duduk yang mengharuskan ibu memompa ASI dalam keadaan berdiri. Inilah yang membuat ASI tidak keluar secara maksimal.
3. Mengganggu kesehatan ibu dalam jangka panjang
Posisi yang tidak mengenakkan saat memompa ASI dapat mengganggu kinerja hormon, dan hormon yang tidak menjalankan fungsinya dengan baik berisiko pada kanker payudara.
Selain itu, secara kesehatan mental juga berisiko baby blues syndrome dan post partum depression.
"Kalau gagal laktasi kemungkinan penyakit tidak menular akan meningkat," imbuh Dr. Ray. (*)
Source | : | merdeka.com,Kompas Health,detikhealth |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar