GridHEALTH.id - Siapa yang tak kenal dengan artis cantik satu ini?
Memulai karir sebagai pemain sinteron di usai 6 tahun, rupanya membuat nama artis cantik Yuki Kato kini melambung tinggi.
Baca Juga: Masalah Hidup Bikin Stres, Ikuti 6 Cara Sederhana Ini agar Mengurangi Stres
Kini, Yuki Kato pun sudah beranjak dewasa dan makin mantap menjejaki karirnya di dunia hiburan tanah Air.
Namun siapa sangka, artis yang sering tampil ceria dan terkesan cablak ini rupanya memiliki ketakutan tersendiri menghadapi kehidupan.
Hal itu diungkapkan Yuki Kato dalam kanal YouTube 'Ussy Andhika Official', pada Jumat ( 17/10 lalu.
Baca Juga: Sering Dibuang Begitu Saja, Ampas Kopi Rupanya Menyimpan 5 Manfaat Tak Terduga
Dalam video tersebut, Andhika Pratama dan Ussy Sulistiawaty dibuat geleng-geleng kepala mendengar jika Yuki Kato merasakan midlife crisis.
"Bilang sama aku begini, 'kak, maaf ya aku engggak bales-bales kemarin WhatsApp-nya, soalnya aku lagi liburan di Bali'. 'Oh ya ngeliat kok di story', aku bilang begitu kan. 'Soalnya aku kayak lagi midlife crisis'. Gila apa, umur lo berapa Yuki? 24 tahun midlife crisis," ucap Andhika Pratama memeragakan percakapannya bersama Yuki Kato.
Sontak, ucapan Andhika itu membuat gelak tawa Yuki Kato menggelegar.
Melansir laman Good therapy, midlife crisis atau krisis paruh baya merupakan masa transisi hidup dan tantangan bagi orang-orang di atau mendekati usia paruh baya (lebih dari 30 tahun).
Umumnya, wanita lebih sering mengalami kecemasan, stres, atau frustrasi yang secara spesifik terkait dengan usia, penuaan, atau kematian.
Hal ini pun rupanya dirasakan Yuki Kato.
"Pertama baru 24 nih. Aku punya adik dua, yang pertama sudah kuliah sekarang, yang terakhir masih SD umur 9 tahun. Terus orangtua LDR (red: long distance relationship), yang gue merasa mereka LDR karena gue.
Baca Juga: Mulan Jameela Sampai Tersipu Malu, Ahmad Dhani Blak-blakan Rindu Urusan Ranjang
"Jadi itu tuh kayak secara enggak langsung aku tuh punya rasa tanggung jawab yang gede," beber Yuki.
Perlu diketahui, orangtua Yuki Kato harus menjalani kehidupan pernikahan dengan jarak yang jauh selama 14 tahun, di mana ibunda Yuki tinggal di Indonesia sedangkan ayahnya tinggal di Jepang.
Menurut Yuki, jarak kedua orangtuanya tersebut dibuat akibat ulahnya yang memilih tinggal di Indonesia untuk terus melanjutkan karir di dunia hiburan Tanah Air.
Selain itu, Yuki mengaku dirinya belum siap tinggal di Jepang karena ada rasa takut untuk beradaptasi dengan lingkungan dan bahasa yang tidak ia mengerti.
"Itu yang pertama, family issue. Terus habis itu probelmatika yang lain adalah diri gue sendiri, mungkin karena kemarin tuh ngelihat kehidupan orang lain," tambahnya.
Akibat hal tersebut, Yuki pun menjelaskan bahwa kepergiannya ke Bali bersama Enzy Storia untuk mencari ketenangan jiwa.
"Nah kalau yang kemarin ke Bali akhirnya, sama Enzy, judulnya 'Zen Trip'. Zen itu istilahnya kayak mencari ketenangan jiwa. Cobain meditasi, detoks. Iya, aku cobain meditasi pertama kali dalam hidup. Seru sih," ungkap artis berdarah Indonesia-Jepang," jelasnya.
Baca Juga: Sempat Tolak Tindakan Dokter, Ade Irawan Minta Disatukan Liang Lahat dengan Almarhum Suami
Beberapa peneliti menyebutkan, terapi dapat membantu orang yang berjuang setelah trauma, apakah trauma itu baru atau terjadi bertahun-tahun yang lalu.
Terapi juga dapat membantu orang yang mengalami krisis paruh baya untuk:
- Tingkatkan hubungan dengan orang lain.
- Bicarakan tentang kekecewaan dan tantangan yang dihadapi dalam hidup.
Baca Juga: Hati-hati, Makan Sate Ternyata Bisa Bikin Keracunan, Ini Alasannya
- Putuskan seperti apa masa depan.
- Temukan makna dalam perubahan kehidupan.
- Identifikasi tujuan baru.
- Dapatkan kembali kendali atas hidup.
- Melakukan berbagai cara refleksi, seperti meditasi dan sebagainya.
Melihat midlife crisis yang dialami Yuki Kato, ada baiknya untuk kita agar rajin melakukan terapi sendiri demi mendapatkan ketenangan jiwa dan kesehatan mental yang baik. (*)
#berantasstunting
Source | : | YouTube,Goodtherapy.org |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar