GridHEALTH.id – Sebanyak empat warga Nusa Tenggara Timur (NTT), meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD).
"Hingga hari ini berdasarkan data yang masuk, jumlah korban meninggal bertambah menjadi empat orang dari sebelumnya tiga orang, akibat DBD," ungkap Kepala Dinas Kesehatan NTT Dominikus Mere, Kamis (23/1/2020), dilansir dari Kompas.com.
Baca Juga: Berita Kesehatan Demam; Orang Golongan Darah O dan Bertubuh Gemuk Berisiko Tinggi Terkena DBD
Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus Dengue, ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes.
Selain empat warga yang meninggal, lanjut Dominikus, korban DBD yang menjalani perawatan di rumah sakit bertambah dari 286 orang menjadi 353 orang.
Dominikus merinci, empat orang yang meninggal itu duanya dari Kabupaten Sikka dan dua lainnya masing-masing dari Kabupaten Alor dan Kabupaten Lembata.
Menurut Dominikus, tambahan satu korban meninggal berasal dari Kabupaten Sikka, sehingga menambah jumlah korban meninggal di daerah itu menjadi dua orang.
Begitu juga penderita DBD di Sikka bertambah menjadi 182 orang dari satu hari sebelumnya 159 orang.
Penderita DBD terdapat di 12 dari 22 kabupaten dan kota yakni Kota Kupang, Timor Tengah Selatan, Belu, Alor, Flores Timur, Lembata, Ende, Sikka, Nagekeo, Manggarai Barat, Sumba Timur, dan Sumba Barat Daya.
Baca Juga: Musim Kemarau Sebabkan Penyakit DBD, Ketahui 10 Makanan yang Bisa Mempercepat Penyembuhannya!
Terhadap kejadian itu, Dominikus meminta masyarakat segera memberantas sarang nyamuk di lingkungannya masing-masing dengan melakuan 3M Plus yakni menguras dan menutup tempat penampungan air serta mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air.
Selain itu, masyarakat perlu tahu gejala DBD yakni demam 2-7 hari dan biasanya mencapai 39 derajat celcius, nyeri otot dan tulang, nyeri kepala dan gejala yang sering muncul ialah timbul bintik-bintik merah pada kulit.
Baca Juga: Oknum Perangkat Desa di Jombang Tertangkap Konsumsi Sabu-sabu, Berdalih untuk Meningkatkan Stamina
"Apabila ada gejala seperti itu pada penderita, segera dibawa ke fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan dan pengobatan," ujar dia.
Seperti yang dikatakan Dominikus Mere, pencegahan demam berdarah yang paling efektif dan efisien sampai saat ini adalah kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus.
Kementerian Kesehatan RI menyebutkan, adapun yang dimaksud dengan Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan lainnya seperti:
* Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, misalnya water toren, gentong/tempayan penampung air hujan, dll.
* Menggunakan kelambu saat tidur,
* Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk,
* Menanam tanaman pengusir nyamuk,
* Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.
* Menggunakan anti nyamuk semprot maupun oles bila diperlukan.
Baca Juga: Berantas Stunting: Indonesia Masih Darurat Stunting, Tapi Masih Sering Buang-buang Makanan
Dalam upaya mencegah penyebaran DBD, masyarakat sendiri harus peduli dengan menjaga kebersihan lingkungan, melaksanakan PSN seperti yang telah disebutkan paling tidak di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing. (*)
#berantasstunting
Source | : | Kompas.com,p2p.kemkes.go.id |
Penulis | : | Deva Norita Putri |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar