GridHEALTH.id - Saat Juni 2019, nama salah satu kabupaten di Sulawesi Tengah menjadi bahan pembicaraan hangat.
Karena saat itu Morowali menjadi komiditi politik yang kuat sekali.
Permasalahan Morowali hingga menjadi ramai pada saat itu tidak lepas dari keberadaan tenaga kerja asing alias TKA.
Isu TKA di Morowali semakin menjadi saat beredarnya video yang menayangkan banyaknya TKA yang berkerja di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).
Saking genjarnya berita dan kabar mengenai TKA di Morowali, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, pada saat itu, dikabarkan merespons dan langsung sidak ke lokasi yang diberitakan.
Saat itu Luhut mengajak serta aktivis reformasi Hariman Siregar.
Baca Juga: Fakta Baru Virus Corona, Dapat Menyebar Lewat Mata, Seorang Dokter di China Jadi Korban
Tak hanya Luhut, Menteri Ketenagakerjaan pada saat itu, M Hanif Dhakiri yang memberi klarifikasi, setelah meninjau lokasi.
Setelah sekian lama berlalu, Januari 2020 ini, seiring merebaknya virus Wuhan alias Corona, berita Morowali kembali mejadi buah bibir.
Terlebih, melansir detik.com (26/01/2020), Pihak perusahaan IMIP di Kabupaten Morowali akan memberhentikan TKA asal Wuhan, China, untuk cegah penyebaran virus Corona.
Sebanyak 3.000 TKA akan diidentifikasi kembali guna mencari TKA asal Wuhan.
Langkah pemberhentian pekerja asing tersebut diawali sejak kabar wabah virus Corona menyebar hingga di Indonesia. Yang mana saat ini diketahui 56 orang meninggal dunia dan 1.300 orang terinfeksi virus Corona di China.
"Saya rasa ini adalah salah satu putusan yang tepat untuk mencegah masuknya virus corona dari China ke Indonesia, khususnya di Morowali," ungkap koordinator Humas PT IMIP Dedi Kurniawan saat dihubungi detikcom pada Minggu (26/1/2020) pukul 07.30 Wita.
Baca Juga: Virus Corona, Gambarnya Indah Tapi Mematikan, Awalnya Menular Hanya di antara Hewan
Sementara itu, melansir CNN Indonesia (27/01/2020) IMIP di Morowali Sulawesi Tengah, menghentikan penerimaan tenaga kerja asing (TKA) asal China.
Sementara ribuan pekerja yang sudah di Morowali diwajibkan melakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencegah virus mematikan tersebut.
Koordinator Media Relation PT IMIP Dedi Kurniawan mengatakan sejak 10 hari lalu, pihaknya menghentikan penerimaan TKA asal Wuhan Provinsi Hubei, China.
Baca Juga: Berantas Stunting: Penting Lakukan Pengukuran Tumbuh Kembang Anak di Pelayanan Kesehatan Guna Mencegah Stunting
Namun dalam perkembangannya, pihak perusahaan kembali mengeluarkan kebijakan menghentikan penerimaan secara keseluruhan TKA asal Cina pada Jumat (24/1).
"Sekarang kita hentikan seluruh penerimaan TKA ke Morowali," kata Dedi Kurniawan saat dihubungi CNNIndonesia.com, Minggu (26/1).
Ia menyebut total pekerja asal China di IMIP sekitar 3.000 orang.
Perusahaan berbendera Tiongkok ini masih membutuhkan sekitar 1.000 orang TKA untuk menuntaskan pembangunan pabrik.
Baca Juga: Nekat Telan Ikan Lele Perunggu, Pria Ini Selamat Setelah Jalani Prosedur Bronkoskopi
Pencegahan lainnya terkait penyebaran virus Corona adalah pemeriksaan menggunakan alat pendeteksi serta alat pengukur suhu tubuh secara berlapis.
"Semua TKA yang dipekerjakan di Morowali akan transit di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta Cengkareng. Semua akan diperiksa terkait upaya pencegahan virus Corona. Setelah tiba di Bandara Morowali, semua TKA kembali dilakukan pemeriksaan secara berlangsung dan diterapkan pada setiap harinya sebelum memulai aktivitas," tutur Dedi.
Hingga saat ini, tak seorang pun TKA yang terinfeksi virus Corona selama dilakukan pemeriksaan oleh tim medical check up (MCU), dan dipastikan aman.
Mengenai penularan virus Wuhan ini, satu hal yang harus diperhatikan, sejumlah ilmuwan percaya, penularan virus corona dari manusia ke manusia lebih mungkin terjadi lewat saluran pernapasan, melalui bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi.
Namun, seorang ahli kesehatan punya hipotesis lain yang menyebut virus itu mungkin juga bisa menyebar melalui mata.
Hal tersebut diungkapkan oleh seorang pakar medis yang berasal dari China seperti diberitakan Kompas.com (25/1/2020).
Baca Juga: Dua Anak di Bali Diduga Terjangkit Virus Corona, Diberikan Obat Penurun Panas, Memang Ampuh?
Ia bernama Wang Guangfa, seorang pakar pernapasan dari Peking University First Hospital, China, yang pernah membantu menanggulangi wabah Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) di tahun 2003 silam.
Kendati demikian, ternyata Wang juga terkena virus corona saat mengunjungi Wuhan dua pekan yang lalu.
Wang juga meyakini bahwa dirinya terkena virus tersebut melalui penularan di mata lantaran tak menggunakan pelindung yang lengkap.
Baca Juga: 1.300 Orang Terinfeksi Virus Corona, Para Ilmuwan Siapkan Vaksin untuk Obati Virus Mematikan Ini
"Saat itu kami sangat waspada dan mengenakan masker N95," jelas Wang, seperti dikutip South China Morning Post (SCMP), Kamis (23/1).
"Tetapi kemudian saya tiba-tiba menyadari bahwa kami tidak mengenakan kacamata pelindung."
Sepulangnya dari Wuhan, ia menjelaskan di mata bagian kirinya telah mendertita konjungtivitis.
Lalu, tiga jam setelahnya, ia mengaku juga mengalami demam dan radang selaput lendir parah dan mengira itu flu biasa.
Dia memutuskan untuk mencoba tes virus corona setelah pengobatan flu tidak berhasil, di mana hasilnya adalah positif.
Wang kemudian mengajukan asumsi, bahwa salah satu penularan patogen yang sudah menyebar hingga 12 negara itu adalah melalui mata.
Kasus yang menimpa Wang pun menyita perhatian komisi kesehatan nasional China. Menurut laporan SCMP, salah seorang komisioner telah menyarankan para petugas medis untuk memakai kaca mata pelindung ketika menangani penderita corona virus.
Baca Juga: Pakar Pernapasan ini Sebut Virus Corona Menular Lewat Mata, Dirinya Terinfeksi
Wang sendiri telah mengumumkan bahwa kondisinya telah membaik. Hal ini dia sampaikan langsung melalui posting-an di media sosial Weibo beberapa hari lalu.(*)
#berantasstunting
Source | : | Kompas.com,Tempo,cnn indonesia,detik |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar