Jika seseorang sakit, masker wajah dapat mengurangi jumlah kuman yang dilepaskan oleh pemakainya dan dapat melindungi orang lain dari sakit.
Masker wajah juga melindungi hidung dan mulut pemakai dari percikan atau semprotan cairan tubuh.
Baca Juga: Gagal Tumbuh Pada Anak Terjadi Karena Orangtua, Ini Cara Mencegahnya
Sementara itu, dilansir The New York Times, Dr Julie Vaishampayan dari The American Public Health Association mengatakan masker sebagai bentuk pertahanan terakhir dari virus corona yang sedang mewabah ini.
Untuk itu penting sejali menurutnya agar masyarakat menggunakan masker wajah dengan benar.
Pasalnya, jika masker bedah atau masker yang biasa kita kenakan tidak dipasang dengan benar, maka hal itu akan meninggalkan celah di sekitar mulut. Jadi tidak menyaring semua udara yang masuk.
Idealnya, menurut dr Diah, penggunaan masker maksimal 6 jam. Atau paling tidak, jika bentuknya masih utuh, tidak basah, dan kondisinya cukup baik, masih bisa untuk dipakai. Tapi ia memperingatkan untuk tidak menyimpan masker agar bisa digunakan keesokan harinya.
Selain itu, ia juga mengingatkan untuk mencuci tangan selepas menyentuh masker, misal saat melepaskannya. Hal ini bertujuan untuk menghindari virus atau kuman yang menempel tidak masuk ke dalam saluran pernapasan maupun pencernaan.
"Habis lepas masker cuci tangan. Kan dia nyaring di bagian depan, kan kita nyentuh bagian itu, terus kucek-kucek hidung, pegang makanan, virusnya malah jadi masuk," tandasnya. (*)
Source | : | The New York Times,detik.com,Everyday Health |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar