Penelitian menunjukkkan bahwa tahu memiliki isoflavon tingkat tinggi yang menekan risiko lebih rendah penyakit yang berkaitan usia dan gaya hidup. Diantaranya;
1. Penyakit Kardiovaskular
Isoflavin kedelai telah ditemukan untuk membantu mengurangi kadar kolesterol 'jahat' alias LDL.
Baca Juga: Walnut Kacang Super Yang Bisa Meningkatkan Kualitas Sperma Pria
Meskipun dampaknya, tahu tidak meningkatkan kadar kolesterol baik atau HDL.
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kedelai setiap hari dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
Tahu juga menurunkan berat badan, indeks massa tubuh (BMI), dan kolesterol total.
FDA telah menetapkan 25 gram protein kedelai sehari sebagai asupan minimum yang dibutuhkan untuk memengaruhi kadar kolesterol.
Mengonsumsi tahu sebagai alternatif protein hewani dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL, mengurangi risiko aterosklerosis dan tekanan darah tinggi.
2. Kanker Payudara dan Prostat
Beberapa penyelidikan klinis dan eksperimental menunjukkan bahwa genistein, isoflavon utama dalam kedelai, memiliki sifat antioksidan yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.
Pada masa lalu, kebingungan timbul tentang keamanan mengonsumsi kedelai setelah diagnosis kanker payudara.
Alasannya, isoflavon memiliki struktur kimia yang mirip dengan estrogen.
Kadar estrogen yang tinggi dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
Baca Juga: Jumlah Korban Virus Corona Terus Bertambah, Tapi Ratusan Pasien Juga Berhasil Sembuh
Namun, mengonsumsi jumlah moderat atau kurang dari dua porsi sehari, dari makanan kedelai utuh, tidak memengaruhi pertumbuhan tumor atau risiko terkena kanker payudara.
Sebaliknya, ada bukti yang berkembang bahwa asupan kedelai secara teratur dapat mengurangi kekambuhan kanker payudara.
Meski begitu, buktinya belum cukup kuat untuk merekomendasikan kedelai kepada semua penderita kanker payudara.
Para peneliti meminta lebih banyak penelitian untuk mengonfirmasi bagaimana genistein bekerja.
Selain itu, bagaimana tahu dapat digunakan secara terapeutik, dan ketersediaan hayati, atau seberapa baik tubuh dapat menyerapnya.
Source | : | Sajian Sedap |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar