GridHEALTH.id - Belum lama ini, upaya pemerintah menjemput ratusan WNI yang terjebak di Wuhan China berhasil dilakukan.
Sebanyak 238 WNI dan 5 staf KBRI Beijing dipulangkan ke Tanah Air dan langsung dibawa ke lokasi karantina di Natuna.
Setibanyadi Bandara Hang Nadim Batam, pada Minggu (2/2/2020) sekitar pukul 08.30 WIB, ratusan WNI tersebut langsung disemprotkan disinfektan.
Menurut Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Anung Sugihantono dalam konferensi pers, pada Senin (2/2/2020) menyebutkan bahwa penyemprotan disinfektan tersebut bertujuan untuk memnuhi Standar Operasional (SOP) untuk mencegah penyebaran penyakit.
Sayangnya, langkah baik Kementerian Kesehatan RI dalam mencegah penyebaran virus corona malah mendapat kritik pedas oleh warga Rusia.
Dalam sebuah cuitan yang diunggah oleh akun Twitter @russian_market menuliskan bahwa hal yang dilakukan pemerintah Indonesia itu salah.
"They call it disinfection? Indonesia... no words. (Mereka menyebutnya desinfeksi? Indonesia ... aku tidak bisa berkata-kata)," tulis akun tersebut.
Baca Juga: 7 Khasiat Ajaib Biji Ketumbar Menurut Ilmu Kesehatan India
Padahal sebelumnya, seorang dokter sekaligus Direktur Laboratorium Kunci Negara untuk Diagnosis dan Perawatan Penyakit Menular, Li Lanjuan menyebutkan bahwa campuran alkohol dalam disinfektan ini dapat membunuh virus corona.
Dengan campuran alkohol seperti eter atau ethanol 75%, disinfektan dan asam peroksiasetik yang mengandung klorin juga terbukti sangat efektif dalam memberantas virus corona.
Bahkan sebuah penelitian di tahun 2012 yang didukung olah French Ministry for Education and Research dan The French National Scientific Research Center menyebutkan bahwa cairan disinfektan yang mengandung alkohol kemungkinan dapat membunuh virus corona dan SARS.
Namun menurut warganet lainnya, penyemprotan disinfektan ini tidak membuahkan hasil yang maksimal untuk membunuh virus corona.
"Ini SANGAT SALAH. Saya telah melakukan diagnosis & perawatan penyakit tropis & infeksi. Virus itu hidup di dalam tubuh. Bukan pada pakaian atau koper. Mereka hanya meracuni orang-orang ini. Apa semprotannya?," bubuh akun lainnya.
Baca Juga: Sadar Akan Bahaya Duri Ikan, Ini yang Dilakukan Ruben Onsu Untuk Anak-anaknya
Bahkan ada yang mengungkit bahwa hal tersebut hanyalah proses sterilisasi bukan desinfeksi.
"Itu sterilisasi disinfektan, bukan desinfeksi. Ketika Anda tidak mengerti lebih baik diam, karena itu akan menunjukkan kebodohan Anda," balas lainnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, desinfeksi merupakan proses pembasmian hama penyakit atau pencegahan infeksi, biasanya menggunakan bahan kimia bernama disinfektan.
Namun penyemprotan disinfektan ke tubuh manusia memang memiliki beberapa dampak negatif bagi kesehatan.
Misalnya ethanol yang dapat menyebabkan seseorang mengalami berbagai gangguan kesehatan seperti tekanan darah rendah (hipotensi), gula darah rendah (hipoglikemia), mual dan muntah, hingga buang air kecil berlebihan.
Sedangkan menurut Departmen of Health, New York State menyebutkan bahwa kandungan asam peroksiasetik dan klorin dapat menyebabkan iritasi pernapasan makin memburuk, mengi, sulit bernapas, sakit tenggorokan, batuk, sesak dada, iritasi mata, hingga iritasi kulit.
Baca Juga: Tak Hanya Lewat Percikan Air Liur dan Telapak Tangan, Virus Corona Menyebar dari Kotoran Manusia
Kendati demikian, Kepala Bidang Media dan Opini Publik Kemenkes, Busroni mengatakan, penyemprotan itu sudah dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Cairan yang digunakan merupakan disinfektan yang memiliki kemampuan untuk mengatasi virus semacam ini.
"Kita sangat patuh terhadap SOP dan juga standar. Penyemprotan itu sudah disesuaikan dengan standar kesehatan dunia (WHO). Dan itu bukan yang pertama, itu untuk mem-back up lagi, memastikan lagi," kata Busroni saat dihubungi Kompas.com, Senin pagi.
Alhasil, cuitan warga Rusia itu mendapat balasan yang tak kalah pedas dari warganet asal Indonesia.
Baca Juga: Bukan Menolak Pulang, Ini Alasan 7 WNI di Wuhan Tak Ikut Dipulangkan ke Indonesia
"Ini hanya langkah pertama sebelum Otoritas Kesehatan Nasional mengkarantina orang-orang selama 14 hari di pangkalan militer, status kesehatan akan dipantau pada hari-hari itu. Lebih baik pikirkan negara Anda, 2 orang sudah terinfeksi sedangkan Indonesia untungnya masih bebas virus," tambah lainnya.
Seperti diketahui, hingga kini tercatat ada 2 orang terjangkit virus corona di Rusia. (*)
#berantasstunting
Source | : | Kompas.com,Twitter,ncbi,health.ny.gov |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar