Padahal genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, stunting merupakan masalah yang sebenarnya bisa dicegah.
2. Pencegahan stunting menjadi urusan pemerintah
Pemerintah saat ini memang fokus dalam pencegahan stunting agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.
Namun orangtua sayangnya menganggap hal ini hanya menjadi pekerjaan pemerintah. Contohnya, orangtua hanya memantau perkembangan anak bila ada jadwal ke posyandu.
Baca Juga: 5 Penyebab Tidak Merokok Tapi Terkena Kanker Paru, Perlu Diwaspadai
3. Kurangnya perhatian pada gizi anak
Permasalahan stunting sering dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi. Bahkan seringkali tidak beragam.
Masyarakat masih menganggap makanan bergizi adalah makanan yang mahal sehingga enggan berpikir kreatif menyediakan makanan sehat bagi anak.
Banyak juga para bapak yang lebih memilih membeli rokok ketimbang memikirkan gizi anaknya.
Banyak juga ibu-ibu yang masih kurang menyadari pentingnya pemberian ASI eksklusif, diteruskan hingga 2 tahun usia anak. Padahal ini juga sangat membantu pencegahan stunting.
Source | : | Gridhealth.id,IDN Times |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar