GridHEALTH.id - Wabah epidemik virus corona setelah hampir dua bulan tampaknya belum akan reda. Bahkan seperti dilansir media nasional China Global Television Network (CGTN) dan kantor berita Xinhua News Agency, Jumat (14/2/2020), Komisi Nasional Kesehatan China (NHC) dalam laporan terbaru mengumumkan 121 meninggal dalam sehari pada Kamis (13/2) waktu setempat.
Baca Juga: Ahli Kesehatan: 'Hadapi Virus Corona, Lebih Penting Bersihkan Ponsel Daripada Pakai Masker'
Jumlah tersebut, menurut NHC, terdiri dari 116 orang yang meninggal di Provinsi Hubei, dua orang meninggal di Provinsi Heilongjiang dan masing-masing satu orang meninggal di Provinsi Anhui, Provinsi Henan dan Provinsi Chongqing.
NHC juga menyebut ada 5.090 kasus baru di wilayah China daratan pada Kamis (13/2) waktu setempat. Secara klinis, sepanjang Kamis (13/2) waktu setempat. Total kasus virus corona di Provinsi Hubei saat ini mencapai 51.986 kasus, termasuk 15.384 kasus yang terkonfirmasi secara klinis.
Secara terpisah, Komisi Kesehatan Provinsi Hubei melaporkan 4.823 kasus baru di wilayahnya, termasuk 3.095 kasus yang terkonfirmasi.
Sementara, di seluruh dunia tercata lebih dari 65 ribu orang terinfeksi virus corona secara global. Data terakhir yang dirilis NHC pada Kamis (13/2) waktu setempat menyebut total 1.380 orang meninggal akibat virus corona di China daratan dan total ada 63.851 kasus terkonfirmasi.
Baca Juga: 5 Cara Efektif Mengontrol Kolesterol Agar Tak Berlebih di Dalam Tubuh
Penghitungan media terkemuka Amerika Serikat (AS), CNN, menyebut sejauh ini total ada 65.191 kasus virus corona secara global.
Jumlah korban jiwa akibat virus corona secara global, saat ini dilaporkan oleh CNN mencapai angka 1.486 orang.
Jumlah itu termasuk tiga orang yang meninggal di Hong Kong, Filipina, Jepang dan negara tetangga Singapura.
Baca Juga: Studi: Kurang Tidur Dapat Meningkatkan Risiko Diabetes Pada Dewasa
Lonjakan dramatis terjadi pada angka korban tewas dan kasus virus corona di China setelah dilakukan perubahan metode diagnosis, yang salah satunya melibatkan pemeriksaan CT scan terhadap pasien.
Hal ini memicu kekhawatiran bahwa wabah virus corona jauh lebih buruk dari yang selama ini dilaporkan.
Tapi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berupaya menenangkan kekhawatiran itu, dengan menyatakan angka baru dari otoritas China 'tidak mewakili perubahan signifikan dalam jalur wabah ke seluruh dunia'.
Hingga hari ini, Kamis (13/2/2020) kemarin, belum ada kasus terkonfirmasi positif virus corona di Indonesia.
Menteri Kesehatan Dr Terawan sendiri merasa tersinggung ketika beredar berita menyebut peralatan uji medis ini terhadap deteksi virus corona belum memadai, sehingga kabar Indonesia steril virus corona masih meragukan sebagian pihak.
Baca Juga: 5 Kebiasaan Sehat yang Bisa Memperlambat Penuaan Kulit Wajah
"Itu namanya menghina," tukar Menteri Kesehatan dr Terawan. Lalu versi siapa yang bisa dipercaya untuk meyakini Indonesia sejauh ini masih steril dan wabah virus corona dari Wuhan China? (*)
#berantasstunting
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar