GridHEALTH.id - Virus corona memang telah menyebar di 30 negara besar di berbagai belahan dunia.
Namun beruntungnya, hingga saat ini belum ditemukan satu pasien pun yang positif terjangkit virus corona di Indonesia.
Baca Juga: WHO: Wabah Virus Corona, Pasokan Masker Global Terancam Habis
Meski demikian, ada hal aneh nan menggelitik di Tanah Air yang turut menjadi sorotan media asing, yaitu harga masker.
Walau tak ada korban jiwa akibat virus corona, namun harga masker di Indonesia sempat dinilai lebih mahal dibanding harga emas.
Seorang pedagang bernama Bambang Darmadi diketahui menjual sekotak masker bedah yang berisi 50 lembar dengan harga Rp 200 ribu, sedangkan untuk sekotak masker N95 dibanderol harga Rp 1,5 juta.
Baca Juga: Bisa Jadi Obat Impotensi, Jangan Lagi Buang Kulit Petai Meski Bau Tak Sedap Layaknya Sampah!
Sedangkan, ada juga pedagang lain di toko online yang menjual masker N95 seharga Rp 3 juta per kotak.
Seperti diketahui, masker memang memiliki sifat anti polutan yang dapat menghalau patogen-patogen masuk ke dalam saluran pernapasan.
Layaknya masker berguna dalam menyaring partikel yang relatif besar dari bahan lembab yang batuk atau bersin.
Bahkan menurut Direktur CDC Julie Gerberding, MD, masker dapat mengurangi kemungkinan menularkan SARS ke orang lain.
Terlepas dari itu, berita tentang harga masker di Indonesia yang melonjak naik secara drastis pun terdengar sampai ke telinga Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto.
Bukannya menindak para pedagang nakal yang dengan sengaja menaikkan harga masker, namun Menkes Terawan malah menyalahkan para pembeli masker tersebut alias rakyat Indonesia.
Baca Juga: Lucinta Luna Gunakan Narkoba karena Depresi hingga ingin Bunuh Diri, Inilah Ciri-cirinya
"Masker (mahal), salah mu sendiri, kok beli ya," ujar Terawan Agus Putranto di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (15/2/2020), dikutip dari Warta Kota.
Terawan menyebut bahwa pihak WHO tidak menyarankan penggunaan masker N95 untuk menangkal virus corona.
"Enggak usah (pakai), masker untuk yang sakit (saja). Tadi Pak Rani dari WHO bilang (masker) enggak ada gunanya (bagi orang sehat)," ujar Terawan.
Sejalan dengan catatan CDC bahwa penggunaan masker N95 biasanya dikhususkan bagi orang dengan gangguan pernapasan, emfisema, penyakit paru obstruktif kronik (COPD), asma, atau masalah kardio/paru harus berkonsultasi dengan dokter mereka sebelum menggunakannya.
Baca Juga: Studi : Obat Hipertensi Berpotensi Digunakan Sebagai Obat Alzheimer
Selain itu, masker N95 biasanya lebih banyak digunakan oleh para petugas kesehatan yang lebih sering terpapar dan menangani pasien dengan berbagai penyakit.
Bagi seseorang yang ingin menggunakan masker, ada baiknya untuk memilih penggunaan masker sekali pakai atau masker bedah.
Meski demikian, Menkes Terawan menyebutkan bahwa orang-orang yang sakit wajib menggunakan masker.
Baca Juga: Diharuskan Istirahat Total, Irish Bella Tetap Tunaikan Ibadah Umroh Meski Kandungannya Lemah
"(Masker) untuk yang sakit supaya tidak menulari orang lain kalau sakit. Kalau sehat enggak perlu (pakai masker)," tutur Menkes Terawan. (*)
Source | : | CDC,Warta Korta |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar