Daging anjing itu diolah jadi makanan khas Batak Toba seperti Na Pinadar, Rebus, dan Panggang.
Kristianus mengatakan, acara makan bersama ini memang rutin dilaksanakan untuk mempererat keakraban sesama warga.
Ia menjelaskan seluruh warga sudah mengalami sakit pada malam hari.
Baca Juga: 6 Alasan Perut Buncit Berlemak Susah Hilang Meski Sudah Diet Ketat
Lalu, pada Kamis (20/2/2020), warga yang keracunan sempat mendapatkan perawatan di bidan desa.
Namun, karena kesehatan semakin parah, warga dibawa ke Puskesmas Tiga Balata.
"Acara makan bersamanya itu hari Rabu. Pada malam hari sudah ada yang mulai terasa mual-mual dan pusing. Hari Kamis, banyak warga juga sudah berobat di bidan," ujarnya seraya mengatakan ketika itu tidak ikut makan bersama.
Kristian menduga keracunan ini bisa terjadi karena darah anjing yang menjadi bahan masakan kurang matang.
Ia menilai anjing itu dalam keadaan sehat.
Baca Juga: Belum Usai Masalah Virus Corona, China Digempur Miliaran Belalang yang Bisa Sebabkan Kematian
"Mungkin darahnya kurang matang. Ada yang enggak kena (keracunan) karena hanya makan sup. Anjingnya kita lihat sehat," katanya.
Meski demikian, menurut laman One Green Planet, mengonsumsi daging anjing bisa saja menimbulkan 3 gangguan kesehatan, seperti:
Source | : | Tribun Padang,onegreenplanet.org |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar