Difteri umumnya menyerang anak-anak berusia di bawah 5 tahun, manula, serta sebagian orang dewasa yang belum pernah mendapatkan imunisasi difteri, gizi kurang baik atau tinggal di daerah yang lingkungannya kurang sehat.
Baca Juga: Boleh Dicoba, Begini Cara Pintar Agar Mencegah Makan Berlebih
Pengobatan difteri adalah dengan pemberian antibiotik dan suntikan antitoksin untuk menetralkan racun dari kuman difteri di dalam tubuh .
Namun, meski sudah diobati, tetap ada risiko kematian akibat difteri. Terutama difteri pada anak di bawah usia 15 tahun.
Pada balita dan anak, imunisasi DPT (difteri, pertusis dan tetanus) merupakan imunisasi wajib untuk mencegah penyakit yang dapat diperoleh melalui program pemerintah.
Sayangnya, cakupan imunisasi ini belum 100% menyentuh anak Indonesia hingga ke pelosok. Akibatnya masih banyak bayi dan balita yang menjadi korban difteri.
Baca Juga: Risiko Terlalu Sering Makan Daging Merah, Meski Dalam Porsi Kecil
Demikian juga pada orang dewasa yang belum pernah mendapatkan vaksinasi ini sebelumnya. Sehingga pencegahannya, orang dewasa pun (yang belum pernah) perlu mendapatkan vaksin ini. (*)
#berantasstunting
Source | : | WebMD,alodokter.com,kemenkes.go.id,Medical News Today,Kompas Health |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar