Saat ini polisi akan melakukan proses pemeriksan kejiwaan terhadap remaja 15 tahun tersebut.
Pasalnya, sang remaja 15 tahun tersebut diketahui merasa puas usai melakukan pembunuhan tersebut.
"Si pelaku ini dengan sadar diri. Dia menyatakan telah membunuh dan menyatakan saya tidak menyesal, tapi saya merasa puas. Ini butuh pendalaman lebih dalam, mungkin kami akan panggil ahli psikiater (kejiwaan)," kata Heru.
Baca Juga: Tak Hanya Untuk Meringankan Mual Ibu Hamil, 6 Khasiat Mangga Muda Ini Sungguh Tak Terduga
Melansir dari laman CRC Health, sekitar 16% pembunuhan yang dilakukan remaja tidak memiliki motif yang jelas.
Mayoritas (75%) pembunuh yang dilakukan remaja mengetahui korban mereka, yaitu 27% adalah anggota keluarga, dan 48% adalah teman atau kenalan.
Delapan puluh persen dari waktu, pembunuh yang dilakukan remaja menggunakan senjata, dan 75% dari waktu, pembunuhan adalah tentang kekerasan geng.
Anak perempuan merupakan 10% dari pembunuhan yang dilakukan remaja, dan korban mereka biasanya orangtua, pacar, atau kerabat mereka sendiri.
Para ahli akhirnya menghubungkan kekerasan remaja dengan penyakit mental dan faktor genetik.
Source | : | Kompas.com,CRC |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar