GridHEALTH.id - Sampai saat ini vaksin untuk mengobati dan mencegah virus corona (Covid-19) memang belum ditemukan.
Namun belakangan, otoritas kesehatan di China mengklaim bahwa ada obat flu yang bisa digunakan untuk mengobati Covid-19 dalam upaya #hadapicorona.
Obat flu tersebut ternyata obat yang diproduksi di negara Jepang.
Menurut salah satu pejabat di Kementerian Teknologi dan Sains China, Zhang Xinmin, obat flu Jepang denhan nama favipiravir yang dikembangkan oleh fujifilm itu menunjukan hasil yang positif.
Baca Juga: WHO Rilis Bahan dan Cara Membuat Hand Sanitizer yang Bisa Dibuat di Rumah
Hasil itu diperoleh setelah China melakukan uji klinis terhadap 340 pasien yang berasal dari Wuhan dan Shenzhen, dengan menggunakan obat dengan nama lain Avigan tersebut.
Hasilnya, hasil sinar X memperlihatkan adanya peningkatan pada kondisi paru-paru sekitar 91 % pada pasien yang mengonsumsi obat favipiravir tersebut yang diproduksi di Jepang.
Baca Juga: Hadapi Corona, Ananda Omesh Lakukan Social Distancing dengan Istri, Sampai Pisah Kamar
"Tingkat keamanannya terbukti tinggi, dan jelas efektif untuk digunakan," ucap Zhang dilansir Kompas.com (18/3/2020).
Disisi lain, ahli dari Jepang justru memiliki pendapat yang berbeda terkait obat flu tersebut.
Baca Juga: Hadapi Corona, Tangan Sandiaga Uno Berisiko Kering dan Terluka, Sehari 20 Kali Cuci Tangan
Beberapa dokter di Jepang dikabarkan telah lebih dulu menggunakan obat favipiravir yang sama, dalam uji klinis terhadap pasien Covid-19 dengan gejala ringan hingga sedang.
Diberitakan NHK, sumber dari Kementerian Kesehatan Jepang mengungkapkan bahwa Avigan tersebut ternyata tidak efektif untuk mengobati pasien virus corona Covid-19, jika gejala yang dialami sudah parah.
"Kami memberikan Avigan kepada 70-80 pasien. Namun, tidak terlalu bekerja dengan baik ketika virusnya sudah berkembang dalam tubuh," terangnya.
Bahkan pejabat yang tak ingin disebutkan namanya itu menyebut obat flu itu sempat dikombinasikan dengan obat HIV antiretroviral lopinavir dan ritonavir.
Hasilnya tetap tidak seperti yang diharapkan untuk #hadapicorona.
Baca Juga: Fatality Rate Indonesia Kasus Corona Disorot , Lampaui Italia dan Iran
Sementara itu, Fujifilm Toyama Chemical selaku perusahaan yang membuat obat favipiravir enggan berkomentar terkait klaim China tersebut.
Namun berkat kabar itu saham perusahaan Fujifilm dilaporkan menguat hingga 14,7 %, dan ditutup setelah berada di angka 5.207 yen.
Setelah sebelumnya berada di titik tertinggi, yakni 5.238 yen sejak ucapan pejabat China itu menjadi viral.(*)
Baca Juga: Jeli Lihat Peluang Louis Vuitton Ubah Pabrik Parfumnya Menjadi Pembuat Pembersih Tangan
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com,NHK World |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar