Infeksi hantavirus memperlihatkan dua macam manifestasi penyakit yaitu demam berdarah dengan sindrom renal (Haemorrhagic Fever With Renal Syndrome HFRS) dan hantavirus dengan sindrom pernapasan (Hantavirus Pulmonary Syndrome HPS).
Baca Juga: Tak Ada Obat dan Vaksinnya, China Kembali Digegerkan dengan Hantavirus Ditengah Pandemi Virus Corona
Kasus HFRS banyak ditemukan di Asia sedangkan HPS ditemukan di Amerika Utara dan Amerika Selatan.
Tikus got R. norvegicus adalah salah satu spesies tikus yang menimbulkan ancaman kesehatan bagi manusia.
Tikus got R. norvegicus diketahui sebagai penampung (reservoir) virus, bakteri, riketsia, dan cacing penyebab zoonosis termasuk leptospirosis dan Hantavirus.
Namun, tikus got R. norvegicus bukan spesies asli Indonesia, tikus ini masuk ke Indonesia dan menyebar ke seluruh dunia melalui jalur perdagangan.
Baca Juga: Ada Satu Wilayah di Jakarta yang Bebas dari Kasus Infeksi Corona Covid-19
Meski tergolong jarang ditemukan di Indonesia, namun Hantavirus tercatat pernah muncul sejak tahun 2002 di Maumere, NTT; Kota Serang, Banten pada tahun 2009; dan di Kepulauan Seribu pada tahun 2013.
Melihat kasus Hantavirus yang kini menjadi trending topic, masyarakat Indonesia berharap agar infeksi virus ini tak menyebar luas ke berbagai negara seperti virus corona (Covid-19). (*)
#hadapicorona #berantasstunting
Source | : | Twitter,litbang.pertanian.go.id |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar