Selain itu, fasilitas kesehatan yang kurang mumpuni dan minimnya tenaga medis juga berdampak pada penanganan pasien virus corona, sehingga Indonesia berisiko menjadi episentrum Covid-19.
Bahkan, sebuah studi Pemodelan Matematika untuk Penyakit Menular yang berbasis di London pada hari Senin (24/2) merilis laporan yang menyebutkan bahwa Indonesia hanya melaporkan 2% dari jumlah keseluruhan kasus positif virus corona.
Sebanyak 686 kasus yang dilaporkan pada hari itu dianggap sebagai pengecilan skala karena tingkat pengujian yang rendah dan angkat kematian tinggi mencapai 55 orang, tertinggi di Asia Tenggara.
Pemodel lain bahkan berani memproyeksikan bahwa kasus-kasus dapat meningkat hingga 5 juta kasus di ibukota Jakarta, pada akhir April nanti.
Hingga hari ini saja kasus COVID di DKI Jakarta sudah melebihi angka 400 kasus. Semoga ini tidak sampai terjadi.
Untuk diketahui, rasio tempat tidur di Indonesia 12 per 10.000 orang, jauh di bawah Korea Selatan sebesar 115 per 10.000 orang.
Baca Juga: Jangan Sembarangan Diet, Faktanya Bisa Lebih Membunuh dari Merokok!
Baca Juga: Daun Sirih Tak Sekadar Untuk Gigi, Nyatanya Miliki Sifat Anti Kanker
Itu belum termasuk keterbatasan dokter yang cuma 4 dokter per 10.000 pasien, dan sedikitnya perawat, serta kemampuan tenaga medis dalam menghadapi penyakit yang berpotensi mewabah.
Source | : | Reuters,WHO,Center for Disease Control and Prevention,gelora.co.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar