“Ada keparnoan kalau ada bolong sedikit saja, parno gitu kan, jadi benar-benar keep checking ke teman. Jika ada yang sobek terus langsung diselotip. Itu sebenarnya agak ribet karena tiap kali lihat bolong langsung cari selotip dan pasang dulu,” ujarnya.
Menurut Debryna, selama bekerja di Wisma Atlet, para petugas medis tinggal di sana, tidak boleh ke mana-mana dan akan dikarantina 14 hari jika tugasnya selesai.
Virus itu tidak bisa dilihat, bahkan waktu masuk dalam tubuh kita saja kita tidak tahu. Sampai akhirnya kita tiba-tiba sakit dan menular.
"Terus terang waktu teman-teman saya tanya bagaimana rasanya mau masuk ke Wisma Atlet itu, saya takut sih,” imbuhnya.
Ia pun berpesan ke pada masyarakat untuk tinggal di rumah, dan jaga jarak.
“Kami, tenaga medis, istilahnya bagaimana cara meminimalisasikan apa yang sudah terjadi. Pasien yang sudah terinfeksi bagaimana caranya supaya dia bisa terselamatkan. Tapi poinnya di sini kan, bagaimana tidak bisa tersebar?” tandasnya.
Baca Juga: 4 Jenis Minuman Perusak Metabolisme yang Selalu Bikin Gagal Diet
Baca Juga: 5 Minyak Alami Ini Ampuh dan Sehat Untuk Merawat Kulit Sensitif
2. Suster Afit Perah ASI di Waktu Senggang
Afit bekerja sebagai suster yang merawat pasien Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran. Ia mengabadikan dan membagikan hari-hari yang dilewati kepada masyarakat melalui Youtube.
Source | : | nova.grid.id,BBC News,Wollypop,gelora.co.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar