Anies juga menjelaskan awal kasus Covid-19 pertama yang menyebabkan kematian di Jakarta muncul pada 6 Maret 2020. Setelahnya angka kematian terus bertambah.
"Tren meningkat terus selanjutnya 4, 7, belasan, puluhan, dan sekarang setiap hari ada di atas 40 pak, hari ini saja sudah 38 orang, pagi tadi, sampai jam 12 siang," ucap Anies.
Lebih jauh, Anies mengatakan angka sebenarnya kasus positif virus corona selalu lebih besar jumlahnya dari yang terdeteksi.
Dari situ, Anies menyimpulkan, jika hari ini misalnya ada 400 orang meninggal dunia akibat virus corona, bisa diproyeksikan ada 4.000 orang yang positif terpapar virus ini.
"Karena Jabodetabek ini ada yang Jabar ada Banten, karena itu kami usulkan agar ada kebijakan sendiri untuk kawasan Jabodebatek di mana batas-batas administrasi pemerintahan di situ berbeda dengan penyebaran kasus Covid-19 di Jabodetabek," lanjutnya.
Baca Juga: Diabetes Ternyata Bisa Menular Tanpa Disadari, Begini Caranya
Baca Juga: Studi : Susu, Yoghurt dan Keju Dapat Mencegah Risiko Munculnya Stroke
"Misalnya kita kembali menggunakan angka tadi, misalnya saat ini ada 400 orang meninggal dunia, sebutlah tingkat kematian 10%, maka proyeksi kita yang saat ini sudah ada 4.000 kasus bila itu 10%, bila meninggal 5% maka kita ada 8.000 kasus di Jakarta ini," ujar Anies. (*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | WHO,Kompas Health,tempo.com,gelora.co.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar