GridHEALTH.id - Seperti kita ketahui, sebelum wabah pandemi corona melanda dunia dan China sebagai pemula, ilmuan China getol melakukan eksperimen dan penelitian berbagai hal.
Salah satu penelitian dan eksperimen yang cukup getol dilakukan di China adalah bidang kesehatan.
Setelah pandemi corona melanda China, eksperimen dan penelitian bidang kesehatan semakin getol dilakukan di sana.
Tahu kah, sekarang ini peneliti dan ilmuan di China sedang melakukan eksperimen untuk penelitian dengan memasukan virus corona ke anak babi.
Malah dari berita yang didapat anak babi yang sudah disuntikan virus corona itu dijadikan santapan babi dewasa lainnya.
Jadi anak babi yang sudah terinfeksi virus corona itu digiling, dan hasil gilingannya diberikan kepada babi lainnya sebagai pakan.
Berita tersebut tentu sangat mengagetkan. Apalagi hal ini datangya dari China, yang diketahui sebagai asal muasal dan awal dari pandemi corona hingga melanda seluruh dunia.
Melansir Daily Star pada Rabu (15/4/2020), ilmuwan China menyuntikkan anak babi dengan virus corona, kemudian menggilingnya untuk dijadikan makanan babi lainnya.
Lantas apa tujuannya melakukan penelitian itu?
Menurut laporan, penelitian yang diterbitkan oleh Institute Virolory Wuhan tersebut dilakukan ilmuwan untuk menyelidiki penularan lintas spesies virus corona.
Penelitian ini dilakukan untuk mengamati wabah virus corona yang mungkin menyerang peternakan di China.
Para ilmuwan dalam penelitian itu menuliskan, "Studi ini menyoroti pentingnya mengidentifikasi keanekaragaman dan distribusi virus corona kelelawar untuk mengurangi wabah di masa depan."
Meskipun diyakini bahwa lonjakan terjadi setelah virus itu menyebar dari hewan ke manusia.
Namun beberapa meyakini bahwa virus itu sebenarnya buatan dan lepas dari sebuah laboratorium di Wuhan.
Baca Juga: Puasa Ramadan Turunkan Kolesterol Secara Alami, Tak ada Korelasi Antara Lemak Makanan dan Kolesterol
Menurut Daily Mail, pemerintah Inggris tak bisa mengabaikan prihal tuduhan virus yang lolos dari laboratorium.
Meskipun pada kenyataanya China berulang kali menyangkal tuduhan itu.
Pemerintah China selalu mengatakan dengan tegas bahwa tidak ada kebocoran virus yang terjadi di laboratorium di negaranya.
Untuk diketahui, laboratorium yang meneliti virus corona itu dibuat pada 2002 dan 2003 setelah wabah SARS muncul.
Baca Juga: Puasa Ramadan Turunkan Kolesterol Secara Alami, Tak ada Korelasi Antara Lemak Makanan dan Kolesterol
Pakar keamanan hayati AS Profesor Richard Ebright dari Institute Mikrobiologi Warksman Universitas Rutgers, New Jersey, AS mengatakan, jika virus itu tidak diciptakan di laboratorium, virus itu bisa lolos dari sana ketika dianalisis.
Dia mengatakan, "Pengumpulan virus, kultur, isolasi atau infeksi hewan akan menimbulkan risiko besar pekerja laboratorium dan masyarakat."
Tetapi banyak ilmuwan mengatakan mereka tidak percaya itu berasal dari laboratorium. Sebab hingga sekarang tidak ada bukti prihal prasagka itu.
Tapi anehnya, sebuah penelitian yang menyoroti virus corona mengatakan 13 dari 41 orang pertama yang terifeksi virus corona tidak memiliki kontak dengan pasar yang dituduh sebagai sumber virus.
Baca Juga: 9 Jenis Makanan Ini Jadi Sumber Imunitas Alami Hadapi Virus Corona
Dr Cao Bin mengatakan, "Tampaknya jelas bahwa pasa hewan di Wuhan bukan satu-satunya asal virus tersebut."
Sementara itu hingga kini China belum menemukan dan belum mengungkapkan dari mana asal mula virus itu, mereka hanya melaporkan bahwa sumber utamanya adalah kelelawar.
Bahkan ada juga yang mengatakan dari ular, hingga tringgiling.
Bahkan mereka sudah melakukan penelitian virus corona di kelelawar sejak 2011, dan diterbitkan pada 2017 silam, sebelum menjadi wabah menular ke seluruh dunia.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
Artikel ini telah tayang di Intisari.id dengan judul: China Suntikan Virus Corona Pada Anak Babi Kemudian Menjadikannya Makanan Untuk Babi Lainnya, Apa Tujuannya Mereka Melakukan Itu?
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar