GridHEALTH.id - Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn, mengatakan wabah virus corona di Jerman dapat dikendalikan, terbukti sejak 12 April lalu jumlah pasien yang sembuh selalu melampaui kasus baru yang dilaporkan.
Hingga Minggu (19/4/2020), jumlah pasien Covid-19 yang sudah sembuh sebanyak 88.000 kasus, angka yang jauh jika dibandingkan dengan kasus meninggal yang dilaporkan yaitu sebanyak 4.548, meski kasus yang terinfeksi secara akumulatif sebanyak 143.724 berdasarkan laporan Worldometers.
Mengutip BBC, Jerman dinilai berhasil mengendalikan wabah karena melakukan karantina wilayah selama satu bulan. Aturan karantina bervariasi di berbagai wilayah Jerman, karantina paling ketat ditemukan di Bavaria dan Saarland.
Selain itu, laboratorium di Jerman juga dipuji karena mampu merespons dengan cepat pandemi Covid-19.
Pada awal April lalu, Jerman mampu melakukan lebih dari 100 ribu swab test dalam sehari yang artinya menelisik lebih banyak orang untuk menekan risiko penularan virus corona jika dibandingkan dengan negara-negara Uni Eropa lain.
Spahn juga mengatakan, perusahaan-perusahaan Jerman akan memproduksi hingga 50 juta masker sepekan untuk para pekerja kesehatan.
Baca Juga: Studi: Virus Corona Menyerang Imunitas Tubuh Seperti Halnya HIV
Baca Juga: 4 Makanan yang Dibutuhkan Ibu Menyusui Agar Tubuh Tak Gampang Lemas
"Kami dapat memberikan kontrak kepada sekitar 50 perusahaan yang ingin memproduksi 10 juta masker FFP2 dan 40 juta masker bedah mulai Agustus," jelasnya.
Karena kondisi ini, Kanselir Angela Merkel sedang memikirkan untuk mulai meringankan pembatasan.
Beberapa toko kecil disebut akan kembali buka mulai pekan depan dan sekolah-sekolah dijadwalkan mulai aktif kembali pada awal Mei, dengan fokus pada siswa yang sebentar lagi akan melaksanakan ujian.
Namun Merkel mengingatkan bahwa warga di sana tetap harus waspada dan hati-hati. Fasilitas olahraga, hiburan, cafe dan restoran tetap akan tutup selama waktu yang tidak ditentukan.
Sementar itu, dikutip dari Deutche Welle, pemimpin redaksi surat kabar Bild terbesar di Jerman pada hari Kamis (16/4) melancarkan serangan frontal penuh pada presiden komunis China Xi Jinping karena kegagalan rezimnya untuk berterus terang tentang wabah virus corona dan pelanggaran HAM besar-besaran yang dilakukan oleh partai komunis .
Julian Reichelt, pemimpin redaksi terkemuka Bild , menulis kepada Jinping, “Kedutaan Anda di Berlin telah berbicara kepada saya dalam surat terbuka karena kami bertanya di surat kabar kami Bild apakah China harus membayar kerusakan ekonomi besar-besaran yang ditimbulkan oleh virus corona di seluruh dunia. "
Reichelt juga menulis bahwa, "Anda [Jinping], pemerintah Anda dan ilmuwan Anda harus tahu sejak lama bahwa virus corona sangat menular, tetapi Anda meninggalkan dunia dalam kegelapan tentang hal itu.
Baca Juga: Selalu Merasa Haus? Gangguan Kesehatan Ini Bisa Menjadi Penyebab
Baca Juga: Punya Balita di Rumah, Apa Yang Harus Tersedia di Kotak Obat P3K?
Para ahli top Anda tidak menanggapi ketika para peneliti Barat bertanya untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di Wuhan. Anda terlalu bangga dan terlalu nasionalis untuk mengatakan yang sebenarnya, yang menurut Anda adalah aib nasional."
Reichelt berkata, “Anda berkuasa dengan pengawasan. Anda tidak akan menjadi presiden tanpa pengawasan. Anda memantau semuanya, setiap warga negara, tetapi Anda menolak untuk memantau pasar basah yang sakit di negara Anda.
Baca Juga: 7 Cara Praktis dan Hemat Ini Untuk Menangkal Keriput di Wajah
Baca Juga: Ini Akibatnya Kalau Membiarkan Gigi Berlubang Tak Segera Diobati
Anda menutup setiap surat kabar dan situs web yang mengkritik aturan Anda, tetapi bukan kios tempat sup kelelawar dijual. Anda tidak hanya memantau orang-orang Anda, Anda juga membahayakan mereka - dan bersama mereka, seluruh dunia. " (*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Reuters,Deutsche Welle,BBC |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar