Disisi lain, Meerjady Sabrina Flora, selaku Direktur Institut Epidemiologi, Pengendalian Penyakit, dan Penelitian Bangladesh, mengakui adanya kekurangan APD "berkualitas".
"Ini bukan masalah unik kami, petugas kesehatan di seluruh dunia sedang menghadapi [krisis] akut APD. Kami mencoba untuk melakukan outsourcing APD berkualitas dari tempat yang berbeda. Beberapa organisasi swasta telah maju untuk menyumbangkan APD," katanya kepada Al Jazeera.
Seiring meningkatnya permintaan APD, beberapa pabrik garmen siap pakai (RMG) mulai memproduksinya.
Baca Juga: Inilah Menu Sahur untuk Lansia agar Tetap Sehat dan Awet Muda Selama Puasa
Bangladesh adalah eksportir RMG terbesar kedua setelah China.
Akan tetapi pabrik RMG hanya dapat memproduksi APD yang tahan bahan kimia, tidak anti debu untuk menghasilkan peralatan tingkat medis.
Menurut indikator pembangunan Bank Dunia, jumlah dokter di Bangladesh per 1.000 orang pada 2017 adalah 0,5 atau yang terendah di dunia.(*)
Baca Juga: 3 Bayi Berusia 4 Bulan Dinyatakan Positif Virus Corona Covid-19
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | bisnis.com,hse.gov.uk |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar