Pekan lalu, WHO mengatakan bahwa tidak ada bukti untuk mendukung klaim kekebalan. WHO memperingatkan agar tidak memberikan harapan palsu kepada para penyintas atau mereka yang pernah melakukan kontak dengan pasien terinfeksi virus corona.
Dr. Mike Ryan, ahli kedaruratan utama WHO, menegaskan kembali kekhawatiran itu di Jenewa, Swiss pada hari Senin (27/4).
Dia mengatakan lebih mudah untuk membuktikan bahwa seseorang memiliki penyakit daripada menunjukkan bahwa mereka kebal.
"Pertanyaan ilmiahnya adalah, 'sampai sejauh mana infeksi itu memberi Anda perlindungan terhadap infeksi lain? Itu adalah pertanyaan yang masih perlu ditangani," kata Ryan.
Ryan mengatakan para ilmuwan berharap antibodi bisa memberikan perlindungan. Namun dia mengatakan belum jelas berapa lama kekebalan itu akan bertahan, atau sejauh mana kekebalannya bisa melindungi pasien yang sembuh agar tak tertular (virus corona) lagi.
Chile belum mengatakan jaminan apa yang mungkin ditawarkan sertifikat itu kepada pemiliknya, atau kapan masa berlaku sertifikat itu akan berakhir. Otoritas kesehatan menolak memberikan keterangan lebih lanjut.
Baca Juga: Kualitas dan Kuantitas ASI Mudah Didapat Dari 3 Sumber Makanan Ini
Baca Juga: Penting Menjaga Kualitas Udara di Dalam Rumah, Kata Dokter Reisa
Sebelumnya, Chile telah menuai pujian dari berbagai pihak atas pendekatannya dalam memerangi virus corona. Yakni termasuk tes massif, karantina wilayah yang fleksibel dan tindakan cepat untuk mengamankan ventilator tambahan.
Source | : | Reuters,detik.com,The Yucatan Times |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar