Dia juga mengatakan, sekitar 13 juta orang telah terkena dampak di seluruh dunia oleh keterlambatan imunisasi rutin terhadap penyakit termasuk polio, campak, kolera, demam kuning, dan meningitis.
Kekurangan vaksin terhadap penyakit lain dilaporkan di 21 negara. Itu akibat dari pembatasan-perbatasan dan gangguan perjalanan yang disebabkan pandemi virus corona.
"Jumlah kasus malaria di Afrika sub-Sahara dapat berlipat ganda," katanya, merujuk pada dampak potensial COVID-19 pada layanan malaria reguler.
"Itu tidak harus terjadi. Kami bekerja dengan negara-negara untuk mendukung mereka," lanjutnya.
Pakar kedaruratan utama WHO, Dr Mike Ryan mengeluarkan pernyataan yang terkait bukti kesembuhan pasien Covid-19 yang bisa kebal terhadap virus serupa.
"Saat ini belum ada bukti bahwa orang yang telah sembuh dari Covid-19 dan memiliki antibodi terlindungi dari infeksi selanjutnya," demikian pernyataannya seperti dikutip dari AFP.
Baca Juga: Polusi Udara Jakarta Mengkhawatirkan, Konsumsi 7 Makanan Sehat Ini Untuk Perlindungan Paru-paru
Baca Juga: Sebelum Donor Darah Wanita Wajib Konsumsi Suplemen Zat Besi, Ini Alasannya
Pernyataan tersebut disampaikan di tengah rencana banyak negara untuk melonggarkan hingga mencabut kebijakan penguncian wilayah atau lockdown setelah kasus baru virus corona mulai menurun.
Source | : | The Guardian,Reuters,AFP |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar