GridHEALTH.id - Sekarang kita selalu diwanti-wanti dan diperingatkan untuk selalu mencuci tangan.
Maksudnya untuk melindungi diri dari infeksi virus corona Covid-19.
Tapi tahukah cara dan metode cuci tangan yang selalu kita lakukan setiap saat sekarang ini ditemukannya dua abad lalu?
Tepatnya pada 1846 oleh seorang dokter Hongaria yang bekerja di Rumah Sakit Umum Wina.
Baca Juga: 5 Kebiasan yang Memicu Naiknya Berat Badan di Masa Pandemi Covid-19
Karenanya dokter tersebut dikenal sebagai Bapak Kebersihan Tangan (The Father of Hygiene).
Beliau adalah dokter Ignaz Philipp Semmelweis (1 Juli 1818-13 Agustus 1856).
Metode cuci tangan sebagai pencegahan penyebaran infeksi ditemukan di sebuah ruang bersalin rumah sakit.
Dokter Semmelweis menemukanya bukan tanpa sengaja. Tapi berdasarkan pengamatan.
Melansir Global Handwashing Partnership, dokter Semmelweis pada 1846 memperhatikan wanita yang melahirkan di bangsal bersalin yang dijalankan mahasiswa kedokteran atau dokter di rumah sakit.
Saat itu dia selalu menemukan pasien seringkali mengalami demam dan meninggal.
Baca Juga: Akibat Covid-19, Seorang Janda Terpaksa Masak Batu Untuk 8 Anaknya yang Kelaparan
Tapi, pada saat itu, dirinya melihat pasien bersalin di bangsal bersalin yang ditangani oleh bidan, kondisinya jauh lebih sehat dan baik-baik saja, setelah melahirkan.
Lalu dokter Semmelweis pun penasaran. Ia memutuskan untuk melakukan penyelidikan mengenai kondisi tersebut.
Ternyata dirinya menemukan fakta bahwa dokter dan mahasiswa kedokteran sering mengunjungi bangsal bersalin, setelah sebelumnya melakukan otopsi jenazah.
Berdasarkan pengamatan ini, ia mengembangkan teori, mereka yang melakukan otopsi membawa partikel jenazah di tangan dari ruang otopsi ke bangsal bersalin.
Karenanya banyak pasien ibu melahirkan terinfeksi, dan mengalami demam, juga banyak yang meninggal dunia.
Baca Juga: Cegah Terinfeksi Virus, Sahur dengan Menu Makanan Sehat dan Lezat
Lainnya halnya dengan bangsal bersalin yang ditangani bidan. Bidan tidak melakukan operasi atau otopsi sehingga tidak terkena partikel-partikel penyebab infeksi.
Nah, sejak saat itu dokter Semmelweis memberlakukan aturan baru yang mewajibkan dokter cuci tangan dengan klorin.
Benar saja sejak pemberlakuan cuci tangan dengan klorin dijalankan, tingkat kematian di bangsal bersalin yang ditangani dokter turun secara dramatis.
Ini adalah bukti pertama bahwa membersihkan tangan dapat mencegah infeksi.
Sayangnya saat itu tidak semua orang senang dengan inovasi tersebut.
Sejumlah dokter tidak senang karena penemuan Semmelweis menyiratkan, para dokter bersalah atas kematian dan berhenti cuci tangan.
Baca Juga: Alih-alih Bikin Puasa Lancar, 4 Mitos tentang Sahur yang Wajib Dihindari
Banyak dokter saat itu bersikukuh bahwa air adalah penyebab potensial dari penyakit.
Dokter Semmelweis pun mencoba membujuk dokter-dokter lain di rumah sakit Eropa tentang manfaat cuci tangan. Tetapi tidak berhasil.
Florence Nightingale
Beberapa tahun kemudian, tokoh cuci tangan bernama Florence Nightingale muncul di Scutari, Italia ketika terjadi Perang Krimea.
Saat itu kebanyakan orang percaya bahwa penyebab infeksi adalah bau busuk yang disebut miasmias.
Baca Juga: Berantas Stunting: Dampak Nyata Masalah Gizi Kronis Merembet pada Prestasi Akademik Anak
Florence Nightingale menerapkan cuci tangan dan praktik kebersihan lainnya di rumah sakit perang tempat dia bekerja.
Praktik cuci tangan Nightingale menghasilkan pengurangan infeksi.
Sejak kapan cuci tangan dianggap penting?
Sayangnya praktik kebersihan tangan yang dipromosikan Semmelweis dan Nightingale tidak diadopsi secara luas.
Secara umum, promosi mencuci tangan berhenti selama seabad.
Baca Juga: Di Amerika, Pasien Covid-19 Banyak Ditemui dalam Kondisi Obesitas
Baca Juga: Update Covid-19; Banyak Pasien yang Gunakan Ventilator Meninggal Dunia, Ini Penyebabnya
Hingga pada 1980-an terjadi serangkaian wabah bawaan makanan dan infeksi terkait perawatan kesehatan yang membuat masyarakat khawatir.
United States Centers for Disease Control and Prevention, Amerika, mengidentifikasi, kebersihan tangan sebagai cara penting untuk mencegah penyebaran infeksi.
Setelah itu, mereka mengumumkan pedoman kebersihan tangan pertama yang disahkan secara nasional yang kemudian banyak diikuti pihak-pihak lain.
Hingga saat ini, mencuci tangan dengan sabun adalah bentuk kebersihan tangan yang mendapat pengakuan sebagai upaya kesehatan hemat biaya.
Sekarang tidak ada lagi orang yang mempertanyakan efektivitas cuci tangan.(*)
Baca Juga: 2 Diagnosa Dokter Tidak Ada Kecurigaan Infeksi Corona, Berujung Meninggal Dinyatakan Covid-19
#berantasstunting
#HadapiCorona
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Penemu Cuci Tangan
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar