Baca Juga: Alih-alih Bikin Puasa Lancar, 4 Mitos tentang Sahur yang Wajib Dihindari
Banyak dokter saat itu bersikukuh bahwa air adalah penyebab potensial dari penyakit.
Dokter Semmelweis pun mencoba membujuk dokter-dokter lain di rumah sakit Eropa tentang manfaat cuci tangan. Tetapi tidak berhasil.
Florence Nightingale
Beberapa tahun kemudian, tokoh cuci tangan bernama Florence Nightingale muncul di Scutari, Italia ketika terjadi Perang Krimea.
Saat itu kebanyakan orang percaya bahwa penyebab infeksi adalah bau busuk yang disebut miasmias.
Baca Juga: Berantas Stunting: Dampak Nyata Masalah Gizi Kronis Merembet pada Prestasi Akademik Anak
Florence Nightingale menerapkan cuci tangan dan praktik kebersihan lainnya di rumah sakit perang tempat dia bekerja.
Praktik cuci tangan Nightingale menghasilkan pengurangan infeksi.
Sejak kapan cuci tangan dianggap penting?
Sayangnya praktik kebersihan tangan yang dipromosikan Semmelweis dan Nightingale tidak diadopsi secara luas.
Secara umum, promosi mencuci tangan berhenti selama seabad.
Baca Juga: Di Amerika, Pasien Covid-19 Banyak Ditemui dalam Kondisi Obesitas
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar