GridHEALTH.id – Makanan kemasan memang menawarkan berbagai kemudahan bagi setiap orang, termasuk orang-orang yang tak jago masak atau memiliki waktu luang untuk memasak saat sahur.
Tak dapat dipungkiri, sebagian orang akan menyetok makanan kemasan selama puasa jikalau telat bangun sahur atau malas memasak.
Baca Juga: Alih-alih Bikin Puasa Lancar, 4 Mitos tentang Sahur yang Wajib Dihindari
Namun pernahkah terbesit dalam pikiran kita mengenai kandungan nutrisi pada makanan kemasan tersebut dapat memenuhi kebutuhan nutrisi selama puasa.
Untuk itu, GridHEALTH.id akan merangkum beberapa nutrisi dari makanan kemasan yang dapat dikonsumsi saat puasa.
Baca Juga: Penimbun Masker Kalang Kabut, Jual Rugi Barang Hasil Timbunan hingga Stres Kena Bully Warganet
Catat dan jangan sampai terlewat ya!
1. Mi instan
Tak ayal, sebagian orang akan makan mi instan jika sahur mepet imsak.
Namun tahukah, mi instan tergolong makanan yang rendah kalori (188 Kal), rendah serat (0,9 gr), dan rendah protein (4 gr).
Baca Juga: Mumpung WFH, 3 Tips Habiskan Waktu Bersama Keluarga Bermanfaat bagi Kesehatan dan Jauh dari Stress
Jika dilihat dari jumlah asupan nutrisi tersebut, mi instan sebenarnya tidak bisa menopang nutrisi perhari yang dibutuhkan seseorang selama puasa.
Bahkan beberapa studi menyimpulkan bahwa konsumsi mi instan yang berlebihan tidak hanya dapat memicu obesitas tetapi juga penyakit metabolik seperti diabetes, tekanan darah tinggi, hipertensi, penyakit jantung dan sebagainya.
2. Frozen Food
Frozen food atau makanan beku seperti olahan daging sapi, ayam, atau ikan memang menjadi barang yang sering dijumpai di berbagai rumah tangga saat puasa.
Namun sejumlah ahli gizi menilai bahwa makanan beku tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit akibat kandungan dalam makanan tersebut.
Beberapa frozen food banyak mengandung sodium, yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, yang terkait dengan penyakit jantung dan stroke.
Sementara itu, American Diabetes Association mencatat komposisi utama makanan beku tersebut yaitu pati yang pada dasarnya adalah polimer (rantai glukosa) glukosa, sehingga jika berlebihan dapat meningkatkan risiko diabetes.
Baca Juga: Penimbun Masker Kalang Kabut, Jual Rugi Barang Hasil Timbunan hingga Stres Kena Bully Warganet
Lebih baik pilih makanan beku yang memiliki kalori kurang dari 500 Kal dan natrium kurang dari 600 mg.
3. Kornet
Sebagian orang yang malas masak sahur akan memilih makanan kemasan satu ini.
Melansir USDA Food Data Central, kornet yang dimasak mengandung 129 Kal, 1 gr karbohidrat, 12 gr protein, 9 gr lemak total, 4 gr lemak jenuh, 67 mg kolesterol, dan 549 mg sodium (garam).
Baca Juga: Dapat Perawatan Intensif, Mantan Bassist Dewa 19 Meninggal Dunia Akibat Pendarahan Lambung
Dilihat dari jumlah nutrisi tersebut, kornet kaya akan kandungan garam yang dapat menyebabkan risiko kejadian jantung yang merugikan, seperti serangan jantung, pada orang yang sudah memiliki tekanan darah tinggi.
Selain itu, dalam Encyclopedia of Food Sciences and Nutrition, kornet dapat menimbulkan keracunan makanan jika tak dimasak dengan baik, akibat adanya bakteri Salmonella dalam pengemasannya.
4. Sarden
Berdasarkan Data Komposisi Pangan Indonesia, ikan sarden yang umumnya berisikan ikan hering atau sejenis ikan salmon memiliki kandungan nutrisi seperti 109 Kal, 19,9 gr protein, 1,8 gr lemak, dan 3,4 gr karbohidrat.
Sementara itu, Center for Environmental Health (CEH), USDA memperingatkan bahwa racun dalam lapisan kaleng dapat bermigrasi ke makanan di dalamnya.
Dalam studi CEH pada 2017, 38% kaleng yang diuji menggunakan BPA, dan 19% lainnya mengandung PVC beracun di lapisannya, yang kemungkinan dapat menyebabkan gangguan reproduksi, kerusakan genetik dan kemungkinan meningkatkan risiko kanker payudara.
Bahkan pedoman diet mempertimbangkan ikan sarden sebagai salah satu pilihan ikan degan kandungan merkuri di dalamnya.
Food and Drug Administration merekomendasikan asupan mingguan 2-3 porsi sarden, atau setara dengan 8-12 ons untuk orang dewasa, dan 4-6 ons untuk anak-anak usia 4-7 tahun.
5. Sereal
Menjelang akhir puasa, semangat sahur biasanya melemah dan seseorang mulai bosan mengonsumsi masakan rumah hingga beralih untuk mengonsumsi makanan kemasan sepeti sereal.
Tanpa perlu dihangatkan terlebih dahulu, rupanya sereal mengandung gula yang cukup tinggi dari berbagai perasa buah-buahan yang ada di dalamnya.
Sebuah penelitian dari Penn State-A Public Research University menjelaskan, gula tingkat tinggi ini dapat merusak biologi tubuh, terutama saat sarapan atau sahur.
Ketika seseorang mengonsumsi banyak gula ini dalam makanan pertama, gula darah meningkat, kemudian turun, menandakan bahwa otak membutuhkan lebih banyak gula.
Hal ini dapat menyebabkan siklus setan sepanjang hari gula darah tinggi dan rendah, yang mempengaruhi tingkat energi, konsentrasi, dan menyebabkan konsumsi makanan manis lainnya.
Baca Juga: Terinspirasi dari Iron Man, Dosen di Banyumas Ciptakan Masker Pendeteksi Sebaran Covid-19
Alih-alih mengenyangkan selama puasa, makan manis saat sahur malah menambah rasa lapar saja.
Namun jika terpaksa untuk mengonsumsi sereal saat sahur, pilih sereal yang mengandung serat sekitar 3 gr, gula kurang dari 5 gr, dan pastikan kandungan proteinnya juga tinggi.
Terlepas dari 5 makanan kemasann yang praktis dikonsumsi saat sahur, kita perlu terlebih dahulu mengecek informasi nilai gizi yang biasanya tercantum pada kemasan makanan tersebut. (*)
#hadapicorona #berantasstunting
Source | : | Science Direct,FDA,panganku.org |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar