GridHEALTH.id - Perusahaan farmasi Pfizer Amerika dan BioNTech Jerman mulai melakukan uji coba manusia pada vaksin virus corona potensial yang mereka kembangkan.
Peserta penelitian tahap pertama telah diberikan di Amerika Serikat (AS) dalam rangka uji klinis fase 1/2 program vaksin BNT162 untuk mencegah Covid-19.
Program BNT162 adalah kumpulan 4 vaksin eksperimental, yang masing-masing mewakili format mRNA dan target antigen yang berbeda.
Baca Juga: Update Covid-19; Pfizer Temukan Senyawa Penghambat SARS-CoV-2
Desain terbaru dalam uji coba ini memberikan peluang evaluasi terhadap berbagai kandidat mRNA secara berkelanjutan untuk mengidentifikasi kandidat mana yang paling aman dan berpotensi paling efektif terhadap dua kelompok sukarelawan dalam jumlah yang lebih besar, dalam suatu cara yang memungkinkan untuk berbagi data dengan para pembuat kebijakan secara bersamaan.
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima GridHEALTH.id (11/5/20), selaku CEO dan Co-Founder BioNTech, Ugur Sahin, merasa optimis atas uji coba yang dilakukannya dalam melawan Covid-19.
“Hal ini sangat menggembirakan karena kami dapat menggunakan pengalaman kami selama lebih dari satu dekade dalam mengembangkan platform mRNA untuk memulai uji klinis global di berbagai negara dalam program vaksin dengan waktu yang singkat." ungkap CEO dan Co-Founder BioNTech, Ugur Sahin.
"Kami optimis bahwa pengujian beberapa kandidat vaksin ke dalam uji coba terhadap manusia akan memampukan kami mengidentifikasi pilihan vaksinasi yang paling aman dan paling efektif dalam melawan Covid-19,” katanya.
Sebelumnya, uji klinis ini telah diberikan pada kelompok pertama di Jerman.
Studi Fase 1/2 dirancang untuk menentukan keamanan, imunogenitas dan tingkat dosis yang optimal dari 4 kandidat vaksin mRNA yang dievaluasi dalam studi tunggal yang berkelanjutan.
Perhitungan tahapan tingkat dosis yang diberikan pada tahap 1 dalam uji coba Fase 1/2 di AS akan membagi 360 subyek sehat menjadi dua kelompok usia, yakni 18-55 dan 65-85 tahun.
Baca Juga: Update Covid-19; Italia Melalui Takis Biotech di Roma Resmi Umumkan Penemuan Vaksin Virus Corona
Subyek pertama yang akan diimunisasi pada Tahap 1 adalah orang dewasa muda yang sehat berusia 18-55 tahun.
Orang dewasa tua hanya akan diimunisasi dengan kandidat vaksin yang telah diuji dalam dosis tertentu, sedangkan kelompok dewasa muda akan diberikan dosis vaksin yang telah sejak awal terbukti keamanan dan imunogenisitasnya.
Baca Juga: Bill Gates Menolak Dibilang Pencipta Virus Corona, 'Jutaan Dolar Saya Gelontorkan Untuk Cari Vaksin'
Saat ini di lokasi pelaksanaan menerima peserta dari NYU Grossman School of Medicine dan University of Maryland School of Medicine, serta University of Rochester Medical Center atau Rochester Regional Health dan Cincinnati Children's Hospital Medical Center yang akan diuji coba mulai pada minggu depan.
Baca Juga: Gugus Tugas Covid-19: 'Indonesia Belum Aman Sampai Vaksin Ditemukan'
Albert Bourla, selaku Chairman dan CEO Pfizer pun berharap melalui program ini maka dapat menghasilkan vaksin yang aman dan efektif dalam melawan Covid-19.
“Dengan adanya program studi klinis yang yang khusus dan kuat ini, yang saat ini berjalan dan dimulai di Eropa dan sekarang di AS, kami berharap untuk dapat maju dengan cepat bersama-sama dengan mitra kerja kami di BioNTech serta para pembuat kebijakan untuk menghasilkan vaksin yang aman dan efektif bagi pasien-pasien yang sangat membutuhkan." Ujar Albert Bourla, Chairman dan CEO Pfizer.
Selama tahap pengembangan klinis, BioNTech akan menyediakan pasokan klinis vaksin dari fasilitas manufaktur mRNA yang bersertifikat GMP di Eropa.
Untuk mengantisipasi suksesnya program pengembangan klinis, Pfizer dan BioNTech berusaha meningkatkan produksinya untuk pasokan global.
Tak hanya itu, Pfizer juga berencana untuk menggiatkan jaringan manufakturnya yang luas dan melakukan investasi yang berisiko agar dapat memproduksi vaksin Covid-19 yang telah disetujui dalam waktu secepatnya demi pasien yang sangat membutuhkan di seluruh dunia.
Baca Juga: Update Covid-19; Vaksin Virus Corona Siap Diproduksi Secara Massal Bulan September
Dengan luasnya jangkauan program ini, maka produksi jutaan dosis vaksin pada tahun 2020 dapat dilakukan dan akan meningkat menjadi ratusan juta pada tahun 2021.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Press Release |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar