GridHEALTH.id - Bukannya mengikuti protokol kesehatan, seorang pasien dalam pemantauan (PDP) Covid-19 justru menolak dirawat di rumah sakit dan lebih memilih berobat ke dukun.
Dilansir dari Tribunnews, pasien tersebut diketahui berinisial E (42), wanita asal Desa Balekambang, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor.
Kejadian ini bermula ketika pasien tersebut diperiksa dengan rapid test dan hasilnya reaktif.
Ia kemudian dibawa ke lab untuk dilakukan pemeriksaan swab menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR) di rumah sakit.
Setelahnya, pasien memilih pulang ke rumahnya seraya menunggu hasil swab keluar.
"Dia memaksa pulang karena suami dan ketemu sama anaknya juga," ujar Teguh.
Beberapa hari setelahnya, hasil swab yang keluar menyatakan pasien positif virus corona.
Petugas kesehatan lantas meminta pasien tersebut untuk segera diisolasi di RSUD Cileungsi.
Meski demikian, pihak keluarga menolak.
"Pihak RS dan puskesmas koordinasi untuk jemput lagi pasien ini. Ditelepon juga sudah, tapi dia menolak untuk dirawat atau isolasi kembali,"jelas Teguh.
Baca Juga: Gorengan untuk Berbuka Puasa, Menguraikannya Butuh Waktu 15 Menit Berlari
Karena pasien berisiko menularkan virus, pihak rumah sakit berkoordinasi dengan puskesmas untuk melakukan penjemputan paksa.
Ketika didatangi petugas, ibu tersebut dan keluarganya sudah tidak ada di kediamannya.
Pihak rumah sakit sempat dibuat pusing karena selama tiga hari pencarian, pasien tersebut tak kunjung ditemukan.
Baca Juga: Ternyata Ini yang Terjadi Pada Tubuh Kita Saat Puasa Ramadan
"Nah pas hari Senin itu jam 12.00 dapat kabar bahwa pasien ini berobat ke dukun. Memang di Sukamakmur ada dukun yang tenar bisa mengobati segala macam penyakit katanya. Kecurigaan kita benar, ternyata pasien ada di sana setelah kita cek nama dia," kata Teguh.
Menurut Teguh, tim akhirnya berhasil menemukan pasien yang sedang bersama suami dan anaknya di rumah seorang dukun.
Sebanyak delapan petugas medis mengenakan pakaian alat pelindung diri (APD) langsung menjemput pasien di rumah dukun tersebut.
Pasien bersama suami dan anaknya kemudian dibawa dengan menggunakan mobil ambulans ke RSUD Cileungsi.
Tim Gugus Tugas juga memeriksa kondisi para pasien yang berobat ke dukun.
Begitu juga dengan lingkungan sekitar dan ruang pemeriksaan kamar pasien.
"Pas kita ke sana, ternyata mereka kaget dan pengakuannya sudah 2 hari di sana, berbaur dengan warga yang sedang berobat ke dukun, ada sekitar 10 orang.
Baca Juga: Berbuka Puasa dengan Gorengan, Padahal 1 Potong Setara 200 Kalori!
Jadi dukun ini juga menerima rawat inap di sana," kata Teguh. Sejauh ini, ada 11 orang yang berstatus orang dalam pemantauan (ODP) setelah melakukan kontak dengan pasien.
"Kita sudah tracing pendataan disinfektan, pembagian masker. Nanti rencana kita mau tes kepada 10 orang termasuk dukun itu, kemudian isolasi mandiri itu yang penting," kata Teguh.
Baca Juga: Diludahi Pria Asing, Petugas Tiket Kereta Meninggal Dunia Tertular Virus Corona
Melihat kejaian ini tentu sangat disayangkan, sebab menurut Prof Jonathan Ball selaku ahli virus dari Universitas Nottingham kepada BBC, isolasi berguna untuk meminimalisir penyebaran virus corona.
Sehingga seseorang yang telah dinyatakan positif virus corona ada baiknya mematuhi protokol kesehatan yang sudah dianjurkan oleh pemerintah.(*)
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | tribunnews,BBC |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar