Penelitian yang dilakukan para ilmuwan China itu juga mengatakan, melansir Intisari.id (16 Mei 2020) bahwa diperlukan penelitian lebih lanjut.
“Diperlukan penelitian lebih lanjut berkenaan dengan informasi terperinci tentang pelepasan virus, waktu bertahan hidup, dan konsentrasi dalam air mani,” tulis tim itu dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di JAMA Network Open seperti yang dikutip Reuters.
Sementara itu, Pakar independen mengatakan, temuan itu menarik tetapi harus dilihat dengan hati-hati dan dalam konteks penelitian kecil lainnya yang belum menemukan virus corona dalam sperma.
Baca Juga: 3 Hal Penting yang Perlu Diperhatikan Saat Puasa Di Tengah Pandemi Virus Corona
Sebuah penelitian kecil sebelumnya terhadap 12 pasien COVID-19 di China pada bulan Februari dan Maret menemukan bahwa semuanya diuji negatif untuk SARS-CoV-2 dalam sampel semen.
Allan Pacey, seorang profesor andrologi di Universitas Sheffield di Inggris, mengatakan studi tersebut tidak boleh dilihat sebagai konklusif, karena ada beberapa kesulitan teknis dalam pengujian semen untuk virus.
Dia mengatakan kehadiran SARS-CoV-2 dalam sperma tidak menunjukkan apakah itu aktif dan mampu menyebabkan infeksi.
Baca Juga: Mengerikan, Ini yang Terjadi Akibat LockDown karena Covid-19 di Dalam Bioskop dan Mal
Source | : | intisari.id,mirror.co.uk |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar