GridHEALTH.id - Aturan selalu menjaga jarak fisik dan selalu menggunakan masker tidak bisa dianggap main-main.
Pasalnya penelitian terbaru menemukan virus corona ternyata bisa ditularan melalui droplet yang diterbangkan diudara sejauh 6 meter.
Diketahui menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), penyebaran virus corona dari orang ke orang kerap terjadi melalui droplet yang dihasilkan dari air liur ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin.
Tetesan ini dapat mendarat di mulut atau hidung orang-orang yang berada di dekatnya yang mungkin terhirup ke dalam paru-paru.
Baca Juga: Kasus Corona Pecah Rekor di RI, Epidemiolog Ingatkan Siap-siap Puncak Tertinggi Belum Muncul
Baca Juga: Kasus Infeksi di Sekolah Kembali Terjadi Setelah Diaktifkan, DKI Jakarta Juli Sekolah Kembali Dibuka
Dalam penelitian yang dilakukan Talib Dbouk dan Dimitris Drikakis dengan Lembaga Penelitian Pertahanan dan Keamanan di Universitas Nicosia, Yunani itu ditemukan bahwa angin dapat membawa droplet terbang lebih jauh hingga 6 meter.
Melansir Healthline, (20/5/2020), Studi yang sudah dipublikasikan dalam jurnal Physics of Fluids tersebut dilakukan dengan menjalankan model komputer yang mensimulasikan perjalanan 1.008 tetesan air liur di udara dari orang yang sedang batuk.
Baca Juga: Ma'ruf Amin : Pemerintah Minta Maaf Belum Bisa Hilangkan Covid-19
Peneliti memperhitungkan faktor-faktor seperti kelembapan, penguapan, kekuatan di mana tetesan tersebar, hingga bagaimana molekul air liur berinteraksi dengan udara.
Berdasarkan simulasi tersebut didapatkan perhitungan, dengan kecepatan pergerakkan angin 4 kilometer per jam, maka droplet yang dikeluarkan lewat batuk bisa terbang hingga 6 meter hanya dalam 5 detik.
Baca Juga: Langgar Aturan dan Mabuk-mabukan Saat Pandemi Covid-19, Seorang Wali Kota Pura-pura Mati
"Hal ini sangat penting karena menyangkut pedoman menjaga jarak untuk kesehatan dan keamanan, dapat meningkatkan pemahanan tentang penyebaran dan penularan penyakit melalui udara, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan," ujar Drikakis.
Meski demikian, para ilmuwan lainnya berpendapat pergerakkan droplet yang bisa terbang hingga 6 meter belum tentu berlaku pada kasus penularan virus corona penyebab Covid-19.
Mengingat mungkin ada variabel lain dan faktor lingkungan yang berkaitan dengan virus corona baru, yang tidak sepenuhnya diperhitungkan dalam penelitian lewat model komputer ini.
Penelitian hanya memperlihatkan bagaimana droplet bergerak di udara ketika seseorang batuk.
Tetapi tidak jelas seberapa tinggi “viral load” pada droplet tersebut, terutama ketika sudah mencapai 6 meter dari orang yang terinfeksi.
Baca Juga: Bukan di Wuhan juga Amerika dan Eropa, Sumber Virus Corana Ternyata di Hutan Hujan Tropis Amazon
Meski begitu temuan ini tentu mengingatkan kembali masyarakat agar selalu menjaga jarak fisik dan menggunakan masker saat keluar rumah semala masa pandemi Covid-19 belum berkahir.
Pasalnya penyebaran virus Covid-19 ini bisa terjadi begitu cepat melalui kontak langsung orang perorang.
Sebelumnya menurut Center for Disease Control and Prevention, penularan virus corona antar manusia sering terjadi dalam kontak dekat, yakni sekitar 1,8 meter.
Baca Juga: 3 Kriteria Penumpang yang Diizinkan Naik Kereta Api Selama Pandemi Covid-19
Terlebih dilansir sfcdcp.org, masker juga berguna untuk mencegah penularan penyakit, mencegah iritasi, mencegah kambuhnya alergi akibat udara, juga melindungi diri dari paparan polusi udara.
Masker juga membantu membatasi penyebaran kuman, bakteri ataupun virus termasuk Covid-19.(*)
Baca Juga: Hukum dalam Islam Kegiatan Donor Darah Saat Puasa di Bulan Ramadan
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Kompas.com,CDC,sfcdcp.org |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar