GridHEALTH.id - Wabah virus corona (Covid-19) nyatanya berdampak pada kesehatan mental masyarakat dunia.
Bahkan, bukan hanya masyarakat pada umumnya, tenaga medis yang merawat pasien Covid-19 pun terancam terganggu kesehatan mentalnya. Salah satunya para petugas penanganan Covid-19 di Rumah Sakit (RS) Darurat Wisma Atlet.
Terancamnya para petugas penanganan Covid-19 bisa disebabkan karena jam kerja yang panjang, sehingga membuat mereka membutuhkan stamina dan kesehatan mental yang baik.
"Jam kerja yang panjang membuat para petugas di RS Darurat Wisma Atlet membutuhkan stamina dan kesehatan mental yang baik. RS Darurat Wisma Atlet kini memiliki fasilitas kesehatan mental untuk pasien dan petugas penanganan Covid-19," ujar Kakesdam Jaya Kolonel Ckm dr. Stefanus Dony, melalui keterangan tertulis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Senin (25/5/2020).
Oleh karenanya, saat ini RS Darurat Wisma Atlet memiliki fasilitas kesehatan mental yang dilengkapi tim kesehatan mental sebanyak 10 personel.
Personel tersebut berasal dari TNI dan sukarelawan.
Tim kesehatan mental tersebut tak hanya memberikan sesi konseling, melainkan juga ice breaking kepada petugas yang bekerja di RS Darurat Wisma Atlet.
“Ice breaking diberikan untuk menghadapi pasien dengan latar belakang berbeda,” ucap Dony.
Rupanya, tersedianya fasilitas kesehatan mental ini merupakan dukungan yang tak kalah penting dalam penanganan Covid-19, selain dari para dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
Menurut Dony, tekanan yang dihadapi para personel kesehatan sangat tinggi, sehingga keberadaan tim kesehatan mental sangat penting.
Bahkan, Dony membandingkan kondisi pekerjaan tenaga medis di situasi normal dengan saat menghadapi pasien Covid-19.
Sebelumnya para tenaga medis bekerja selama 14 hari penuh ditambah masa karantina 14 hari. Hal ini tentu berbeda ketika para tenaga medis ini bekerja di rumah sakit dalam kondisi ‘normal’.
Ketika bekerja di rumah sakit, mereka mungkin mendapatkan libur setelah satu atau dua hari bekerja, tetapi tidak di RS Darurat Wisma Atlet.
Setelah dilakukan evaluasi kinerja, tenaga medis dituntut bekerja 30 hari.
Hal tersebut berdasarkan evaluasi 14 hari kerja yang dinilai kurang efisien. Waktu 14 hari dinilai tidak cukup untuk mengenali lingkungan di beberapa tower RS Darurat Wisma Atlet yang diaktifkan.
“Dalam waktu satu bulan ini, mereka langsung datang dan bisa memahami situasi di sini,” ujar Dony.
Seperti diketahui, RS Darurat Wisma Atlet dibuka Presiden Joko Widodo pada 23 Maret lalu.
Dilansir dari Kompas.com, hingga Senin (25/5/2020) kemarin, total pasien yang terdaftar berjumlah 3.966 orang.
Baca Juga: Selain Tertular Virus Corona, Dokter di Wisma Atlet Juga Berisiko Terinfeksi Organ Intimnya
Sedangkan jumlah pasien rawat inap berjumlah 932 orang, dengan rincian 610 pasien laki-laki dan 322 pasien perempuan.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | kompas |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar