Banyak yang menyebut bahwa ibu hamil dapat menularkan virus corona, meskipun begitu masih sangat jarang bayi juga positif tertular.
"Kebanyakan bayi ini lahir sembilan bulan penuh, sehingga tak menduga akan menemukan ada yang salah pada plasentanya, namun virus ini rupanya memicu sejumlah cedera pada plasenta," jelas penulis senior Dr Jeffrey Goldstein, asisten profesor patologi di Northwestern University Feinberg School of Medicine.
Ia melanjutkan, hal tersebut tidak memicu hasil negatif pada bayi yang lahir menurut data terbatas mereka, namun justru memperkuat pemikiran bahwa perempuan pengidap Covid-19 harus dimonitor lebih ketat.
Dokter Goldstein mengatakan penemuan ini mendukung temuan terkait penggumpalan darah pada pengidap virus corona dan hal tersebut terjadi juga di plasenta.
Penggumpalan darah diketahui dapat menyebabkan stroke, serangan jantung, dan penyumbatan serius di kaki dan paru-paru.
Di tengah krisis virus corona, para dokter menyadari adanya fenomena penggumpalan darah yang mengganggu, yang terjadi lebih sering pada pasien yang memiliki virus tersebut.
Fenomena tersebut juga ditemukan pada pasien virus corona yang lebih muda dan bisa berujung stroke atau bahkan kematian mendadak.
Baca Juga: Musim Pancaroba, Justru Ini Keuntungannya Mandi dengan Air Dingin
Baca Juga: Kabar Baik, Sejumlah Wilayah Indonesia Tunjukkan Covid-19 Terkendali
Alhasil, dengan sederet risiko komplikasi kesehatan yang sangat serius, para peneliti menyarankan untuk memperketat pengawasan pada ibu hamil pengidap Covid-19. (*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Fox News,American Pregnancy Association,nakita.grid.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar