GridHEALTH.id - Mengenai New Normal Mahfud MD Tegaskan 3 Indikator, Bukan dari Pendekatan Ekonomi tapi Ro dan Rt.
Sekarang ini setiap hari kita sering mendengar istilah new normal.
Bagaimana new normal itu sendiri, juga kapan mulainya, dan seperti apa, hingga ini masih belum jelas.
Jika dilhat secara harfiah, ne normal itu adalah kenormalan baru. Tapi maksudnya?
Hingga kini masih dalam tanda tanya besar.
Padahal Indonesia saat ini katanya sedang persiapan penerapan 'new normal'. Setelah Presiden Jokowi mengutarakan hal tersebut.
Baca Juga: Cek Fakta Virus Corona; Mulai dari Kartu ATM, Makanan, hingga Sarung Tangan, Mobil?
Nah, mengenai new normal Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD angat bicara.
Mahfud MD membeberkan alasan pemberlakuan kebijakan baru ini.
Intinya bukan berlandaskan dan bukan berasal dari pendekatan ekonomi.
Baca Juga: Seluruh Kecamatan Masuk Zona Hitam Covid-19, Pemkot Bandung Malah Longgarkan PSBB di Beberapa Sektor
Mahfud MD menyatakan, pemerintah tidak akan menerapkan era kenormalan baru atau new normal yang dilakukan dengan pendekatan ekonomi semata.
Menurut Mahfud MD, ada tiga indikator dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Yaitu, kesehatan yang baik, ekonomi yang baik, serta pendidikan yang baik.
"Tujuan negara itu membangun kesejahteraan. Kesejahteraan itu indikatornya dalam pembangunan manusia kan ada tiga," kata Mahfud dalam seminar virtual Forum Rektor Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri, dilansir dari Antara, Sabtu (30/5/2020).
Mahfud melanjutkan, saat berbicara era new normal, maka yang didahulukan adalah bagaimana protokol kesehatan menurut standar WHO terlaksana.
"Jadi, misalnya di sekolah Bapak, itu akan diatur. Nanti harus pakai masker, yang menyediakan masker siapa, tempat cuci tangan ada di sudut mana saja? Itu akan diatur semua," ucap Mahfud.
Baca Juga: Tak Hanya Lezat, Oncom dan Tempe Rupanya Mampu Tangkal Penyakit The Sillent Killer
Baca Juga: Berkah Pandemi Covid-19, Hazmat Karya Anak Bangsa Indonesia Lolos Standar Internasional
"Kemudian jarak, tempat duduk kuliah dan sebagainya, nanti pasti akan diatur semua. Sehingga kita tidak pertimbangan ekonomi semata-mata," kata dia.
Menurut mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini, pemerintah juga telah merilis aturan hukum dalam kesiapan era new normal, yaitu Peraturan Menteri Kesehatan yang mengatur standar protokol di berbagai sektor.
"Pertama, dulu Peraturan Menteri Kesehatan tentang PSBB. Yang baru saja keluar seminggu yang lalu itu Peraturan Menteri Kesehatan tentang standar protokol di berbagai sektor. Kalau di industri ini standar kesehatan, kalau di kantor pemerintah begini, kalau di mal begini, kalau di warung ini, kalau di pabrik ini. Sudah dibuat semua standarnya," kata dia.
Selain itu, menurut dia, pemerintah saat ini juga sudah mampu mengukur tingkat penularan virus corona di setiap daerah menggunakan pendekatan keilmuan, yakni Ro dan Rt.
Baca Juga: Dari Ngamuk hingga Ngumpet, Berikut Drama Penjemputan Pasien Covid-19 oleh Petugas Medis
Ro merupakan indeks rata-rata orang yang akan ditularkan oleh satu orang yang terinfeksi virus, dengan perkiraan WHO Ro global saat ini antara 1,4 sampai 2,5.
Sementara Rt, merupakan indeks awal penularan virus corona sebelum pemerintah melakukan berbagai langkah intervensi untuk menekan penyebaran.
"Kami sudah bisa mengukur semua. Satu orang menulari dua, tiga, itu sudah bisa diukur scientific-nya. Itu ada istilah Rt ada istilah Ro. Kami setiap minggu akan meng-update. Sudah kami ukur semua," kata dia.(*)
Baca Juga: Geger Kematian George Floyd Bikin Rusuh AS, Sang Polisi Rupanya Mantan Rekan Kerja
#brantasstunting
#HadapiCorona
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mahfud MD Klaim New Normal Tak Diterapkan dengan Pendekatan Ekonomi Semata
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar