GridHEALTH.id - Lagi-lagi, kekerasa dalam rumha tangga (KDRT) kembali terjadi di Tanah Air.
DI tengah krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 ini, seorang suami tega menganiaya istrinya dengan keji.
Lebih ironinya, video yang beredar di media sosial tersebut merupakan video yang direkam sendiri oleh anak mereka.
Video yang beredar di Facebook tersebut memperlihatkan sang suami yang tega membenturkan kepala istrinya ke tembok dan membantingnya ke lantai.
Usut punya usut, kejadi yang terjadi di Desa Muara Dilam, Kecamatan Kunto Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau tersebut ditengarai akibat konflik uang belanja.
Meski sudah dilerai oleh anaknya yang lain, namun sikap beringas suami tersebut tak bisa dikendalikan.
Alhasil suara tangisan dari dalam rumah dan si perekam video yang merupakan anak pasangan tersebut juga ikut menangis.
Padahal berdasarkan laman Women's Health, KDRT bisa berdampak buruk bagi anak-anak yang melihatnya.
Anak-anak ini berisiko lebih besar untuk mengulangi siklus sebagai orang dewasa dengan memasuki hubungan yang kasar atau menjadi pelaku kekerasan itu sendiri.
Seorang gadis yang tumbuh di rumah di mana ayahnya melecehkan ibunya lebih dari 6 kali lebih mungkin mengalami pelecehan seksual dibandingkan dengan seorang gadis yang tumbuh di rumah yang tidak kasar.
Anak-anak yang menyaksikan atau menjadi korban pelecehan emosional, fisik, atau seksual berisiko lebih tinggi untuk masalah kesehatan sebagai orang dewasa.
Ini dapat mencakup kondisi kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan.
Mereka mungkin juga termasuk diabetes, obesitas, penyakit jantung, harga diri yang buruk, dan masalah lainnya.
Kini konon, sang anak mengaku sudah tidak tahan melihat bapaknya memukul ibunya.
Terlepas dari itu, dikutip Kompas.com, Kapolsek Kunto Darussalam AKP Sihol Sitinjak mengonfirmasi adanya dugaan KDRT tersebut.
Berdasarkan keterangan korban, awalnya meminta uang kepada suaminya untuk membeli kebutuhan dapur.
Namun, suaminya tidak memberi uang sehingga mereka bertengkar adu mulut.
"Karena tak diberikan uang, istrinya bilang mau pergi kerja juga. Istrinya itu karyawan juga bagian pemupukan," sebut Sihol.
Tak lama setelah itu, lanjut dia, korban menghubungi mandornya untuk minta dijemput dan diantar ke tempat kerja.
Mendengar istrinya minta jemput sama mandor, suaminya langsung marah.
"'Kau bukan mau kerja kau, enggak-enggak aja kerja kau', kata suaminya. Lalu, menjambak rambut korban dan dibanting ke tembok baru dihempaskan kepalanya ke lantai," kata Sihol.
Korban berinisial ML (35) dan suami terduga pelaku berinisial DPH (40). Mereka ini karyawan perusahaan sawit PT SAM di avdeling satu.
"Pada saat kami ke sana kemarin, suami tidak ada di rumah. Tapi, sejauh ini belum ada laporan dari pihak korban," kata Sihol.
Sihol menjelaskan, peristiwa dugaan KDRT itu terjadi pada Sabtu (30/5/2020) sekitar jam 07.00 WIB. (*)
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com,Facebook |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar