GridHEALTH.id - Negeri Sakura Jepang kini terhitung telah mengalami penurun jumlah kasus positif Covid-19.
Jepang ternyata lebih dulu mengonfirmasi pasien positif Covid-19, dibandingkan Indonesia, sehingga angka kematian akibat virus corona baru SARS-CoV-2 di Jepang relatif lebih rendah.
Terhitung hingga Rabu (3/6/2020), Jepang hanya memiliki 894 kasus kematian akibat virus corona.
Rendahnya tingkat kematian tersebut disinyalir karena Jepang memiliki cara tersendiri untuk memerangi virus corona.
Bahkan, pemerintah Jepang tak segan memberikan batuan dana sebesar Rp 13 juta bagi para penduduk dan semua orang yang tinggal di sana selama pandemi Covid-19 ini.
Hal ini dibenarkan oleh salah seorang vlogger sekaligus mahasiswa asal Indonesia yang kini menempuh jenjang pendidikan di Waseda University, Jepang, Jerome Polin Sijabat membagikan ceritanya.
Dalam unggahan Instastory Jerome, ia terlihat tengah memgang lembaran formulir yang konon adalah formulir bantuan pemerintah Jepang.
"Jadi ini adalah formulir bantuan dari pemerintah Jepang untuk semua orang yang tinggal di Jepang, yaitu uang sebesar 100.000 yen (Rp 13 juta). Kita isi, nanti uangnya langsung di transfer gitu."
"Ini adalah salah satu kebijakan pemerintah Jepang buat bantu semua orang melewati pandemi," ungkap Jerome Polin.
Sementara itu, dikutip dari AFP, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe rupanya memberikan tersebut sebagai bentuk bantuan untuk semua orang yang terdampak akibat perluasan status darurat nasional akibat virus corona (Covid-19).
Dengan perluasan status darurat ini, Abe meminta seluruh 126 juta warga Jepang untuk membentuk "front persatuan".
Dalam rapat itu Abe juga mengumumkan bahwa pemerintahnya berencana mendistribusikan 100 ribu yen atau sekitar Rp 13,2 juta tunjangan bagi setiap warga.
Baca Juga: Imbas Corona, 221.000 Calon Jemaah Haji Indonesia Tidak Diberangkatkan ke Tanah Suci
Selain bantuan tersebut, adanya upaya Jepang dalam menanggulangi penyebaran virus corona ini patut diacungi jempol.
Negeri Matahari Terbit itu menerapkan imbauan khusus yang simpel, yakni menghindari 3C.
Jadi, semua masyarakat yang ada di wilayah negara tersebut harus menghindari 3C yang merupakan closed spaces (ruangan tertutup), crowded places (tempat ramai), dan close-contact (kontak dekat).
Ruangan tertutup yang dimaksudkan di sini adalah tempat publik yang sirkulasi udaranya tertutup, misalnya museum, bioskop, dan sebagainya.
Prinsip menghindari 3C ini ternyata terbukti ampuh diterapkan di sana. (*)
#hadapicorona #berantasstunting
Source | : | Kompas.com,Instagram |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar