GridHEALTH.id - Warga Bayat, Klaten digegerkan dengan pemakaman jenazah seorang pasien positif virus corona (Covid-19).
Bagaimana tidak, hal ini buat warga harap-harap cemas karena sebelumnya jenazah tersebut dikira meninggal bukan karena Covid-19 melainkan sakit ginjal.
Alhasil banyak warga disana yang khawatir akan penyebaran virus corona di kampung mereka.
Dilansir dari Kompas.com, jenazah tersebut berinisial T yang sebelumnya merantau di Semarang, Jawa Tengah.
Plt Camat Bayat Kelik mengemukakan,saat berada di Semarang, T sempat dirawat di rumah sakit.
"Informasinya sakit ginjal. Jadi pada saat dirawat di rumah sakit penanganannya biasa saja tidak di ruangan isolasi," kata Kelik, Rabu (3/6/2020).
Baca Juga: Wajib Pakai Makser di Era New Normal, Haruskah Olahraga Juga Memakai Masker?
T kemudian meninggal dunia dan dibawa ke Klaten untuk dimakamkan.
Jenazah T langsung diarahkan ke pemakaman dan tidak dibawa ke rumah duka.
Sedikitnya lima orang warga menanti kedatangan jenazah T di pemakaman.
Saat jenazah tiba, warga pun membantu menurunkan peti jenazah ke liang lahat.
Baca Juga: Bahu dan Leher Sering Kaku, Risiko Menderita Frozen Shoulder
Saat itu, warga tidak curiga dengan kedatangan jenazah pasien T.
Pihak rumah sakit hanya meminta warga menyiapkan disinfektan saat itu.
Usai pemakaman, warga baru mendapatkan informasi bahwa T dinyatakan positif Covid-19 dari hasil tes swab.
"Kita tahunya pagi tadi informasinya hasil swab jenazah pasien T positif corona. Pak Kepala Desa Ngerangan sudah dikonfirmasi," kata dia.
Baca Juga: Studi: Tes Darah Dapat Memprediksi Kapan Datangnya Menopause
Mendengar keterangan itu, pengurus desa menghubungi warganya yang terlibat pemakaman.
"Semua yang terlibat di situ langsung disuruh mandi keramas dama baju yang dipakai untuk dicuci," terang dia.
Tracing pun segera dilakukan oleh pengurus desa bersama tim gugus tugas Covid-19 kecamatan.
"Setelah kita telusuri kurang lebih yang ikut membantu menurunkan peti jenazah itu ada lima orang warga.
Kemudian, sebelum meninggal di rumah sakit, yang bersangkutan ini pada saat Lebaran pulang ke Klaten.
Baca Juga: Dikenal Kaya Serat dan Menyehatkan, Makan Tahu Tiap Hari Sebabkan 5 Bahaya Mengerikan bagi Tubuh
Tidak lebih dari enam anggota keluarga yang berkontak dengan pasien," lanjutnya.
Kini, mereka semua harus menjalani isolasi mandiri selama 14 hari.
Rumah duka pun telah disemprot disinfektan. Kondisi warga yang berkontak dengan T akan dipantau ketat.
Rapid test pun akan digelar secepat mungkin, menyasar warga yang berinteraksi dengan pasien.
"Kita menunggu perkembangan dulu. Karena yang lebih tahu dari Puskesmas untuk rapid test," papar Kelik.
Baca Juga: 7 Makanan Disangka Sehat, Ternyata Kandungan Gulanya Sangat Tinggi
Melihat kejadian ini tak heran jika warga bayat tersebut sangat khawatir, sebab konon jenazah pasien Covid-19 rupanya masih bisa menyebarkan virus tersebut.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Dr. dr. Budiman Bela, Sp. MK, seorang spesialis mikrobiologi klinik Rumah Sakit Indonesia pada Rabu (11/3/2020).
"Karena cairan tubuh tersebut, kalau memang mengandung virus, maka virusnya masih bisa bertahan," ujar dr. Budiman saat ditemui tim GridHEALTH.id di Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat pada Rabu (11/3/2020).
Menurutnya, cairan tubuh yang dapat menyimpan virus dalam waktu yang cukup lama adalah protein dalam tubuh.
Oleh karena itu, Budiman menjelaskan bahwa penanganan jenazah pasien virus corona akan dilakukan dengan penanganan khusus seperti pasien dengan penyakit menular.
Adapun protokol kesehatan terkait penanganan jenazah corona telah diterbitkan Kementerian Kesehatan RI dan Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Kementrian Agama RI, untuk lebih jelasnya bisa di klik disini.(*)
Baca Juga: Surabaya Jadi Zona Hitam Covid-19, 86 Balita di Jawa Timur Ikut Positif Terinfeksi Virus Corona
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com,Gridhealth.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar