Lalu pada 2018, virus tersebut telah ditemukan di tambak udang dan operasi pembibitan di 11 provinsi, kata Qiu Liang.
"Virus ini menakutkan petani udang, seperti flu burung terhadap peternak unggas dan flu babi Afrika bagi mereka yang memelihara babi," ujarn Dai Jinzhi, yang baru-baru ini menemukan bahwa enam kolam tambaknya terinfeksi.
Ia pun diminta untuk mengeringkan kandangnya, yang menampung sekitar 3700 kg udang. Kini ia hanya hidup dengan 200 kg udang hidup dan telah merugi 14 ribu dolar AS.
"Kita tidak bisa melakukan apa pun selain membuang udang dan menjualnya dengan harga murah, lalu mengeringkan kolam dan membiarkannya menganggur selama setidaknya dua bulan," kata Dai.
Dilansir Worldofbuzz, virus ini diduga masuk ke Vietnam. Selain udang, kepiting jenis Eriocheir sinensis dan Pachygrapsus crassipes sebelumnya telah diuji coba diinfeksi dengan virus ini, namun keduanya sepertinya tidak rentan terhadap DIV1.
Adapun tanda-tanda khas dari virus ini dapat dilihat dari kepalanya yang putih dan insang yang menguning.
Baca Juga: 4 Makanan yang Dibutuhkan Ibu Menyusui Agar Tubuh Tak Gampang Lemas
Baca Juga: Selalu Merasa Haus? Gangguan Kesehatan Ini Bisa Menjadi Penyebab
Udang yang sekarat cangkangnya memerah dan melunak, hingga kehilangan kemampuan berenangnya dan tenggelam. Karena tenggelam di dasar air, sangat jarang terlihat pada air mengalir.
Source | : | Kompas.com,liputan 6 |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar