GridHEALTH.id - Beberapa waktu lalu, perang dingin antara Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wali Kota Tri Rismaharini kembali terjadi.
Setelah sempat dianggap tidak kompeten dan cenderung lelet menangan kasus virus corona di Surabaya, Wali Kota Risma pun kembali bermasalah dengan sang Gubernur akibat mobil PCR bantuan BNPB.
Meski sempat berpamitan kepada warga Surabaya, kini kerja keras Wali Kota Risma dalam memberantas penyebaran vrius corona seakan menemukan titik terang di tengah gempuran zona hitam di wilayahnya.
Pasalnya, berdasarkan laman resmi Pemerintah Kota Surabaya, jumlah pasien positif Covid-19 yang sembuh di Surabaya mengalami peningkatan sekitar 80%.
Dalam 5 hari, mulai dari 1-5 Juni 2020, tercatat ada sekitar 519 pasien Covid-19 dinyatakan sembuh.
Hingga Sabtu (6/6/2020), dikonfirmasi ada 742 pasien infeksi virus corona dinyatakan sembuh.
Hal ini pun membuat Wali Kota Risma senang, dan mengungkap beberapa faktor yang menyebabkan angka kesembuhan pasien positif Covid-19 meningkat signifikan dalam lima hari terakhir.
Baca Juga: Penyebab Surabaya Menjadi Black Zone Covid-19 Diketahui, Pendonor Plasma Darah Dicari
Menurut Risma, peningkatan jumlah pasien sembuh tak lepas dari upaya testing, tracing, and therapy (3T) yang dilakukan Pemkot Surabaya.
Pemkot Surabaya didukung mobil laboratorium dari BNPB dan BIN untuk melakukan rapid test dan tes swab massal selama tujuh hari terakhir di berbagai titik.
Baca Juga: Keracunan AC Mobil, Pasangan ASN Setengah Telanjang Pingsan dengan Mulut Berbusa
"Adanya dukungan mobil PCR (polymerase chain reaction) ini yang menjadi salah satu indikator peningkatan kesembuhan pasien itu," kata Risma di Balai Kota Surabaya, dikutip dari Kompas.com, Jumat (5/6/2020).
Risma senang jumlah pasien positif Covid-19 yang sembuh meningkat dalam beberapa hari terakhir. Ia yakin tren itu bisa terjaga.
Sebab, Surabaya telah memiliki mobil PCR untuk memeriksa sampel cairan tenggorokan atau swab pasien positif Covid-19.
Baca Juga: Bak Seorang Psikopat, Wanita Ini Duduk Santai Usai Membunuh dan menguliti Teman Prianya
"Warga yang mestinya sudah harus swab yang kedua itu tertunda karena tidak punya alat. Dengan alat ini (mobil PCR), maka percepatan itu bisa kelihatan," jelas Risma.
Risma mengingatkan seluruh pasien positif yang sembuh menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan dengan sabun.
"Bahkan mungkin nanti ke depan saya minta protokol seperti ini. Selalu cuci tangan dan menggunakan masker kalau mereka keluar. Karena itulah cara satu-satunya kita menjaga kesehatan kita pada saat seperti ini," kata Risma.
Risma juga mengimbau semua pasien sembuh agar tidak lengah dan lalai.
"Karena itu saya tidak mau warga lengah meskipun mereka sudah dinyatakan sembuh oleh dokter," tutur Risma.
Sementara itu, Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan angka kesembuhan meningkat.
Salah satunya, dukungan moril petugas medis di rumah sakit dan pusat karantina. Dukungan itu membuat pasien menjadi gembira.
"Kalau di Asrama Haji itu positif tapi OTG (orang tanpa gejala), mereka gembira imunnya naik, kemudian kita berikan vitamin. Kemudian makannya juga kita pantau, dan mereka juga olahraga berjemur," ungkap Febria.
Selain itu, Febria menekankan pentingnya keberadaan mobil laboratorium PCR milik BIN dan BNPB untuk mendukung peningkatan angka kesembuhan pasien.
Sebab, pasien positif Covid-19 baru dinyatakan sembuh setelah dua kali mendapatkan hasil negatif berdasarkan tes swab.
Sementara, pemeriksaan sampel cairan tenggorokan pasien Covid-19 tertunda karena keterbatasan alat.
Kini, kendala itu telah teratasi.
Pemkot Surabaya bisa memangkas waktu pemeriksaan sampel swab pasien positif Covid-19.
"Memang swab kemarin sempat tertunda, jadi kita lakukan swab ulang. Tapi sekarang bisa cepat, karena kemarin terhambat karena labnya lama kemudian antre, kalau sekarang bisa cepat," ujar dia.
Sementara itu, kabar bahagia ini juga disambut baik oleh para pasien yang sudah diperbolehkan pulang kembali ke rumah, namun dengan catatan harus tetap melaksanakan protokol kesehaan.
Akibat hal tersebut, sebagian pasien memberikan ucapan bagi para tenaga medis, "Kami sembuh, terima kasih tenaga medis".
Baca Juga: 50 Ribu Butir Obat Batuk Disalahgunakan Untuk Mabuk di Bengkulu Selatan
Bahkan Wali Kota Risma pun terlihat membagikan sekuntum bunga kepada para tenaga medis yang telah memperjuangan tenaga dan waktunya untuk menangani pasien Covid-19. (*)
#hadapicorona #berantasstunting
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar