Kekhawatiran itu pun muncul dari pihak Ikatan Dokter Indonesia (IDI), yang selama ini menjadi perisai profesi dokter di Indonesia.
"Aktivitas sosial dan ekonomi akan dilonggarkan kembali, tetapi di saat bersamaan kemungkinan penyebaran virus makin besar apabila semua orang tidak menerapkan protokol kesehatan dalam kesehariannya," kata anggota Bidang Kesektariatan, Protokoler, dan Public Relation PB IDI, dr. Halik Malik, seperti dikutip dari Kompas.com, Minggu (7/6/2020).
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dr. M Abid Khumaidi, menyebut pemerintah terlalu cepat menyampaikan rencana penerapan new normal, seperti yang dilaporkan Tribunnews, Senin (18/5/2020).
Baca Juga: PB IDI; 32 Dokter yang Meninggal Karena Covid-19 Justru Tidak Bertugas di Rumah Sakit Rujukan
Namun, dirinya tak mengelak apabila nantinya kita akan melakuan penerapan tersebut.
"Jadi memang kita akan dihadapkan nanti pada sebuah kondisi yang seperti itu," ujar Abid Khumaidi, dikutip dari Tribunnews.
"Tetapi kalau sekarang, kita terlalu cepat kalau mengatakan bahwa kita harus masuk ke new normal," tambahnya.
Baca Juga: Ikatan Dokter Indonesia (IDI): 'New Normal Indonesia Belum Waktunya'
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar