GridHEALTH.id - DKI Jakarta kembali memperpanjang masa Pembatasan Sosial Berskala Besar pada Kamis, 4 Juni lalu.
Diperpanjangnya PSBB DKI Jakarta kali ini sedikit berbeda daripada sebelumnya, sebab PSBB tahap keempat ini menjadi masa transisi menuju new normal.
Baca Juga: Baru Sehari PSBB Transisi Diberlakukan, di Pasar Pandemi Covid-19 Seakan Telah Usai
Berbagai sektor pun kembali dibuka secara bertahap, seperti perkantoran, mal, fasilitas olahraga, hingga taman rekreasi.
Itu artinya, DKI Jakarta akan segera pulih dari keterpurukan dalam hal ekonomi sejak merebaknya wabah virus corona.
Baca Juga: 12 Keputusan Anies Bawedan Terkait Masa Transisi di DKI Jakarta, Siap-siap Fase 2 di Bulan Juni Kah?
Di sisi lain, warga secara tidak langsung akan hidup beringinan dengan ancaman infeksi virus corona.
Meski diiringi dengan penerapan protokol kesehatan, tetapi muncul kekhawatiran akan terjadi penularan yang lebih besar ketika nantinya new normal benar-benar dilangsungkan di berbagai daerah di Indonesia.
Kekhawatiran itu pun muncul dari pihak Ikatan Dokter Indonesia (IDI), yang selama ini menjadi perisai profesi dokter di Indonesia.
"Aktivitas sosial dan ekonomi akan dilonggarkan kembali, tetapi di saat bersamaan kemungkinan penyebaran virus makin besar apabila semua orang tidak menerapkan protokol kesehatan dalam kesehariannya," kata anggota Bidang Kesektariatan, Protokoler, dan Public Relation PB IDI, dr. Halik Malik, seperti dikutip dari Kompas.com, Minggu (7/6/2020).
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dr. M Abid Khumaidi, menyebut pemerintah terlalu cepat menyampaikan rencana penerapan new normal, seperti yang dilaporkan Tribunnews, Senin (18/5/2020).
Baca Juga: PB IDI; 32 Dokter yang Meninggal Karena Covid-19 Justru Tidak Bertugas di Rumah Sakit Rujukan
Namun, dirinya tak mengelak apabila nantinya kita akan melakuan penerapan tersebut.
"Jadi memang kita akan dihadapkan nanti pada sebuah kondisi yang seperti itu," ujar Abid Khumaidi, dikutip dari Tribunnews.
"Tetapi kalau sekarang, kita terlalu cepat kalau mengatakan bahwa kita harus masuk ke new normal," tambahnya.
Baca Juga: Ikatan Dokter Indonesia (IDI): 'New Normal Indonesia Belum Waktunya'
Kendati demikian, melihat kondisi saat ini yang mana sejumlah wilayah di Indonesia yang siap menuju new normal, maka IDI meminta para tenaga medis yang bertugas untuk menerapkan protokol demi keselamatan dan keamanan bersama.
Baca Juga: Catat! 8 Benda Ini Wajib Selalu Ada dan Dibawa Saat New Normal
Dilansir dari Kompas.com, berikut 3 imbauan IDI kepada tenaga medis menjelang masa new normal.
1. Kurangi risiko penularan di fasilitas kesehatan
Halik mengatakan, untuk mencegah terjadinya penularan virus corona, pihak tenaga medis maupun petugas medis perlu membatasi pergerakan orang di rumah sakit.
"Pertama, kurangi risiko penularan di fasilitas kesehatan. Misalnya, tidak melakukan operasi elektif, membatasi pintu masuk, mengatur, dan screening pengunjung," kata Halik.
Baca Juga: Face Shield Benda Wajib Hadapi New Normal, Begini Cara Membersihkannya
Pasien dengan kasus emergensi atau darurat harus tetap dilayani, namun untuk pelayanan yang tidak memerlukan tatap muka disarankan untuk dilakukan secara daring.
"Kedua, mengisolasi pasien bergejala secepatnya. Membuat triase terpisah yang berventilasi baik, memisahkan pasien yang diduga atau positif dengan pintu tertutup dan toilet sendiri," ujar dia.
2. Isolasi pasien dengan gejala secepatnya
Apabila menemukan pasien yang menunjukkan gejala virus corona, misalnya batuk, demam, sesak napas, maka tenaga medis harus segera melakukan tindakan isolasi.
"Kedua, mengisolasi pasien bergejala secepatnya. Membuat triase terpisah yang berventilasi baik, memisahkan pasien yang diduga atau positif dengan pintu tertutup dan toilet sendiri," ujar dia.
Baca Juga: Pelonggaran PSBB Terus Digaungkan, Ini 13 Protokol Kesehatan Khusus Karyawan Setelah Usai WFH
Halik menyebut, upaya ini sulit dilakukan fasilitas kesehatan di awal masa pandemi sehingga banyak terjadi infeksi silang antarpasien atau pasien dengan tenaga medis yang menangani.
3. Selalu lakukan tindakan pencegahan
Bukan hanya masyarakat umum yang perlu melakukan pencegahan, tenaga medis pun perlu melakukannya.
Hal ini penting dilakukan tenaga medis karena jika mereka terpapar maka sulit untuk menyembuhkan pasien Covid-19, lantaran jumlah tenaga medis yg minim.
Baca Juga: Ciri-ciri Terinfeksi Corona Covid-19 dan Solusinya, dan yang Akan Dilakukan Tenaga Medis
"Ketiga, melindungi tenaga kesehatan dengan higiene tangan dan APD. Kebersihan diri harus menjadi perhatian serius tenaga medis. Selain tangan, organ lain seperti hidung, mulut, dan mata juga dijaga karena ini adalah tempat masuknya virus," kata Halik.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar