GridHEALTH.id - Selama ini, Pemerintah Indonesia selalu merahasiakan identitas lengkap pasien Covid-19.
Bahkan juru bicara pemerintah khusus virus corona (Covid-19) Achmad Yurianto menjelaskan alasan pemerintah merahasiakan daerah yang menjadi tempat pasien terjangkit corona.
“Sekali lagi (penyebaran virus corona) tidak basis daerah. Pembawa penyakitnya itu orang. Katakan kita semua di sini misalnya, positif. Maka ruangan ini akan merah kan, kemudian kita sama-sama keluar, apakah ruangan ini masih merah? Enggak,” ujar Achmad di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (12/3/2020) lalu.
Namun belakangan ini santer terdengar kabar bahwa Pemerintah Kota Surabaya berani membeberkan alamat pasien Covid-19.
Menurut Wakil Koordinator Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Kota Surabaya M Fikser menjelaskan, hal itu dilakukan dengan mempertimbangkan psikologis warga.
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya membuka data alamat pasien Covid-19 dalam bentuk peta dan bisa diakses di laman lawancovid-19.surabaya.go.id.
Fikser menyatakan bahwa warga dinilai lebih tenang dan tidak gampang panik dengan kabar ada pasien positif di lingkungannya.
"Beda dengan dulu di awal-awal ada kasus. Kalau dulu kita buka petanya seperti ini, bisa panik semua warga dan tentu psikologisnya akan terganggu, sehingga bisa menurunkan imun juga," kata Fikser, dilansir dari Kompas.com, Rabu (17/6/2020).
Fikser menjelaskan, data dalam peta itu hanya menunjukkan alamat jalan atau gang rumah pasien positif Covid-19.
Namun, untuk nama dan alamat detail rumah pasien tidak dijabarkan.
Baca Juga: Belum Bisa Bicara Usai Operasi Batu Empedu, Istri Miing Bagito Buka Suara Kondisi Suaminya Terkini
Adapun alamat detail milik pasien sudah diberikan kepada Satgas Kampung Wani Jogo Suroboyo, pihak kelurahan, dan pihak puskesmas.
"Tujuannya tentu untuk bersama-sama melindungi warga yang positif itu, bukan lagi mengucilkan mereka," ujar Fikser.
Dalam peta sebaran Covid-19 di Kota Surabaya muncul empat kode.
Warna merah menunjukkan pasien terkonfirmasi positif Covid-19, warna hijau muda menunjukkan nol pasien positif, warna hijau tua menunjukkan bahwa pernah ada pasien Covid-19, tetapi sudah sembuh atau meninggal.
"Sedangkan warna biru menunjukkan bahwa di wilayah tersebut sudah dilakukan rapid test dan tes swab massal," kata Fikser.
Baca Juga: Unair Klaim Kombinasi 5 Obat Ini Dapat Sembuhkan Pasien Covid-19, Memang Tidak Berbahaya?
Dengan adanya peta sebaran ini, warga diharapkan lebih meningkatkan partisipasinya dalam melindungi warga lainnya.
Selain itu juga warga diharapkan lebih meningkatkan kehati-hatian dalam menjalankan aktivitas.
Sementara itu, Tenaga Ahli Utama Kepresidenan, Dr. Dany Amrul Ichdan, SE sempat khawatir akan adanya tingkat kewaspadaan antar masyarakat jika mengetahui identitas dan alamat pasien Covid-19.
Dani menilai kesadaran masyarakat Indonesia masih jauh di bawah setandar negara lain yang sudah matang memantau tingkat kepanikan antar penduduknya.
"Saya tidak menyebut bahwa masyarakat kita tidak 'matang'. Tapi begitu dengar ada virus corona di suatu daerah, masyarakat kita langsung mencari identitas bahkan alamatnya," ungkapnya, saat ditemui GridHEALTH.id, Rabu (11/3/2020).
Terlepas dari itu, sepertinya jika pemerintah sudah membuka identitas dan alamat para pasien Covid-19, diharapkan masyarakat mulai membenahi diri untuk tetap jaga jarak dan mematuhi protokol kesehatan. (*)
Baca Juga: Akhirnya Bima Arya Keluarkan Instruksi, ASN Kota Bogor di Atas 50 Tahun Wajib Kerja di Rumah
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com,Gridhealth.id |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar