Baca Juga: Antiseptik Povidone-iodine Disebut Bisa Obati Covid-19, Dusta Apalagi yang Ingin Kita Percayai?
"Nah si stem cell ini punya dua kemampuan, pertama punya anti inflamasi atau anti peradangan yang hebat. Sehingga terjadi sel-sel radang pada tubuh pasien Covid-19 akan menurun.
Kedua imunitas, sel punca ini mempunyai potensi yang kita sebut dengan sel imunomodulasi, atau bisa meregulasi, mengatur, memulihkan kembali kekebalan tubuh pasien tersebut, sehingga dengan cara itu bisa mengatasi pneumonia Covid-19 yang kritis," jelas Ismail panjang lebar.
Ia juga menjelaskan bahwa sel punca atau stem cell yang ia gunakan dalam uji klinis apda manusia ini diambil dari tali pusat bayi.
Kini, timnya sedang menguji stem cell tersebut pada pasien Covid-19 yang kritis.
Baca Juga: Benar Indonesia Mau Bebas Covid-19? Ditegur Tak Pakai Masker Malah Beri Bogem Mentah
Kritis yang dimaksud yakni pasien yang gagal napas yang harus dibantu dengan alat bantu pernapasan.
Dijelaskan, dalam penelitiannya ada dua kelompok pasien, satu kelompon pasien kritis yang hanya mendapatkan perawatan sesuai standar sedangkan kelompok lain selain mendapatkan perawatan sesuai standar juga diberikan terapi stem cell.
Pembawa acara pun bertanya, bagaimana hasil sementara uji klinis atau penelitian yang Prof. Ismail dan timnya lakukan terkait stem cell untuk bantu sembuhkan pasien Covid-19 yang kritis.
Prof. Ismail hasil sementaranya, pasien yang kritis bisa melepas alat bantu pernapasannya usai diberi terapi stem cell.
"Hasil sementara kami, kebetulan sudah ada dua pasien yang diimplantasi. Sebelumnya pasiennya kritis terintubasi, pasiennya dalam keadaan tidak sadar.
Pada pasien pertama itu hari ke delapan, sedangkan pasien kedua itu hari ke tiga, pasiennya bangun dan bisa dilepas ventilator mekaniknya, atau bisa napas spontan (usai diberi stem cell)," ungkap Prof. Ismail.
Source | : | Nakita.id,GridHITS,yourgenome.org |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar