GridHEALTH.id - Stem Cell Untuk pasien Covid-19 Kritis, Banyak Diinformasikan Manjur, Ternyata Fakta Penelitiannya Ini
Informasi mengenai stem cell semakin ramai beredar dan dibicarakan.
Baca Juga: Wow, Tidur Tanpa Celana Dalam Selain Seksi Ternyata Juga Bikin Sehat
Ada yang pesimis menanggapinya, ada juga yang optimis.
Terlepas dari itu, kita sebagai manusia harus tahu. Jika manusia hanya bisa melakukan usaha semaksimal munngkin, berdoa, dan pasrah kepada Allah SWT.
Jadi dalam kondisi pandemi Covid-19, segala upaya harus dilakukan untuk kebaikan bersama. Tak terkecuali untuk menemukan obat mengatasi infeksi Covid-19.
Baca Juga: Selalu Dirahasiakan Pemerintah Indonesia, Pemkot Surabaya Malah Beberkan Alamat Pasien Covid-19
Nah, saat ini setelah terapi plasma darah, terapi stem cell yang sudah kita kenal, kembali terangkat.
Kabarnya, terapi stem cell ini bisa mengobati pasien Covid-19, bahkan yang kritis pun bisa sembuh.
Tentu ini sebuah kabar menarik dan sebuah harapan besar. Tapi apakah kita tahu apa itu terapi stem cell?
Stem cell alias sel punca adalah sel induk dengan kemampuan unik untuk berkembang menjadi tipe sel khusus dalam tubuh.
Stem cell secara ilmiah dapat digunakan untuk menggantikan sel dan jaringan yang telah rusak atau hilang karena penyakit.
Untuk diketahui, tubuh kita terdiri dari berbagai jenis sel.
Sebagian besar sel, melansir yourgenome.org, yang menurunkan artikel ilmiah dengan judul What is a stem cell?, dikhususkan untuk melakukan fungsi tertentu, seperti sel darah merah? yang membawa oksigen ke seluruh tubuh kita dalam darah, tetapi mereka tidak dapat membelah.
Sel induk menyediakan sel-sel baru bagi tubuh ketika tumbuh, dan menggantikan sel-sel khusus yang rusak atau hilang.
Mereka memiliki dua properti unik yang memungkinkan mereka melakukan ini, yaitu:
1. Mereka dapat membelah lagi dan lagi untuk menghasilkan sel-sel baru.
2. Ketika mereka membelah, mereka dapat berubah menjadi jenis sel lain yang membentuk tubuh.
Karenanya, stem cell alias sel punca ini mempunyai manfaat juga kegunaan, yaitu:
* Untuk penelitian
- untuk membantu peneliti memahami biologi dasar tentang bagaimana makhluk hidup bekerja dan apa yang terjadi pada berbagai jenis sel selama penyakit menyerang manusia.
- Memahami bagaimana tubuh kita tumbuh dan berkembang
Baca Juga: Belum Bisa Bicara Usai Operasi Batu Empedu, Istri Miing Bagito Buka Suara Kondisi Suaminya Terkini
- Menemukan cara menggunakan sel punca untuk menggantikan sel atau jaringan? yang sudah rusak atau hilang.
- Kita dapat menggunakan sel punca untuk mempelajari bagaimana sel menjadi terspesialisasi untuk fungsi spesifik dalam tubuh, dan apa yang terjadi ketika proses ini salah pada penyakit.
- Jika kita memahami perkembangan sel punca, kita mungkin bisa meniru proses ini untuk membuat sel, jaringan, dan organ baru.
- Dapat menumbuhkan jaringan dan struktur organ dari sel punca, yang kemudian dapat dipelajari untuk mengetahui bagaimana fungsinya dan bagaimana mereka dipengaruhi oleh obat yang berbeda.
Baca Juga: Apa yang Terjadi Jika Makanan Dihinggapi Lalat? Ini yang Harus Kita Lakukan
Baca Juga: Akhirnya Bima Arya Keluarkan Instruksi, ASN Kota Bogor di Atas 50 Tahun Wajib Kerja di Rumah
* Untuk terapi
- untuk mengganti sel-sel yang hilang atau rusak yang tubuh kita tidak bisa ganti secara alami.
Mengeai pengobatan pada pasien Covid-19, melansir nakita.id (18 Juni 2020) yang mgutip dari GridHits, tim peneliti asal indonesia baru saja memberikan pengumuman hasil sementara uji klinis obat Covid-19 dari stem cell.
Dikabarkan, bahwa stem cell ini mampu membuat pasien Covid-19 kritis menjadi jauh lebih baik.
Saat ini, stem cell sedang dalam uji coba klinis kepada sejumlah pasien Covid-19 kritis.
Baca Juga: Unair Klaim Kombinasi 5 Obat Ini Dapat Sembuhkan Pasien Covid-19, Memang Tidak Berbahaya?
Hal tersebut dijelaskan oleh Ketua UPT Teknologi Kedokteran Sel Punca RSCM-FKUI, Prof. Ismail Hadisoebroto Dilogo dalam sesi wawancara yang videonya ditayangkan di kanal YouTube tvOneNews (16/6/2020).
Dalam kesempatan itu, presenter bertanya bagaimana cara kerja stem cell bisa mengobati pasien Covid-19.
Prof. Ismail mulanya menjelaskan bahwa Covid-19 menimbulkan badai peradangan sehingga pasien mengalami kesulitan dalam bernapas.
Sedangkan stem cell disebut bekerja sebagai anti inflamasi dan meningkatkan imunitas tubuh.
Baca Juga: Droplet Bertahan 15 Menit, Ini Alasannya Kenapa di Angkutan Umum dan Kereta Api KRL Dilarang Bicara
Baca Juga: Antiseptik Povidone-iodine Disebut Bisa Obati Covid-19, Dusta Apalagi yang Ingin Kita Percayai?
"Nah si stem cell ini punya dua kemampuan, pertama punya anti inflamasi atau anti peradangan yang hebat. Sehingga terjadi sel-sel radang pada tubuh pasien Covid-19 akan menurun.
Kedua imunitas, sel punca ini mempunyai potensi yang kita sebut dengan sel imunomodulasi, atau bisa meregulasi, mengatur, memulihkan kembali kekebalan tubuh pasien tersebut, sehingga dengan cara itu bisa mengatasi pneumonia Covid-19 yang kritis," jelas Ismail panjang lebar.
Ia juga menjelaskan bahwa sel punca atau stem cell yang ia gunakan dalam uji klinis apda manusia ini diambil dari tali pusat bayi.
Kini, timnya sedang menguji stem cell tersebut pada pasien Covid-19 yang kritis.
Baca Juga: Benar Indonesia Mau Bebas Covid-19? Ditegur Tak Pakai Masker Malah Beri Bogem Mentah
Kritis yang dimaksud yakni pasien yang gagal napas yang harus dibantu dengan alat bantu pernapasan.
Dijelaskan, dalam penelitiannya ada dua kelompok pasien, satu kelompon pasien kritis yang hanya mendapatkan perawatan sesuai standar sedangkan kelompok lain selain mendapatkan perawatan sesuai standar juga diberikan terapi stem cell.
Pembawa acara pun bertanya, bagaimana hasil sementara uji klinis atau penelitian yang Prof. Ismail dan timnya lakukan terkait stem cell untuk bantu sembuhkan pasien Covid-19 yang kritis.
Prof. Ismail hasil sementaranya, pasien yang kritis bisa melepas alat bantu pernapasannya usai diberi terapi stem cell.
"Hasil sementara kami, kebetulan sudah ada dua pasien yang diimplantasi. Sebelumnya pasiennya kritis terintubasi, pasiennya dalam keadaan tidak sadar.
Pada pasien pertama itu hari ke delapan, sedangkan pasien kedua itu hari ke tiga, pasiennya bangun dan bisa dilepas ventilator mekaniknya, atau bisa napas spontan (usai diberi stem cell)," ungkap Prof. Ismail.
Lebih lanjut, kini kedua pasien tersebut juga kembali ke ruang perawatan biasa setelah sebelumnya dirawat di ICU.
Prof. Islamil menjelaskan bahwa penelitian atau uji klinisnya diusahakan diselesaikan dalam waktu tiga bulan.
"Kita estimasikan tiga bulan ini bisa diselesaikan. Dengan harapan pasien yang kritis terekrut," jelas Prof. Ismail.(*)
Baca Juga: Pikirkan Keselamatan Anak, Anies 'Keukeuh' Belum Mau Buka Sekolah di DKI
#berantasstunting
#HadapiCorona
Source | : | Nakita.id,GridHITS,yourgenome.org |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar