GridHEALTH.id - Warga di Ambon Tolak Rapid Test; Kampung Ini Bukan Kampung Virus
Berdalih bukan kampung virus, warga di kawasan Pohon Mangga, Air Salabor, Kecamatan Nusaniwe, Ambon melakukan aksi penolakan rapid test.
Bahkan warga yang menolak tersebut sampai memblokade jalan masuk menuju kampung dengan tumpukan kayu, bangku dan seng untuk menghadang tim medis yang datang.
Baca Juga: Update Covid-19; WARNING!, WHO: Covid-19 Semakin Cepat, Fase Baru Berbahaya
Dalam aksi itu, sejumlah warga juga menyampaikan alasan penolakan mereka sambil membentangkan sejumlah pamflet kepada tim medis yang berusaha bernegosiasi dengan warga setempat.
“Tidak perlu ada rapid test di sini, kita semua di sini sehat. Kampung ini bukan kampung virus,” kata warga dalam aksi tersebut.
Baca Juga: Uu Lala, Benda ini Toh yang Membuat Inces Syahrini Bisa Terlihat Langsing Terus
Kepala Pemuda kawasan Pohon Mangga, Air Salobar, Muhamad Borut mengatakan, penolakan warga terjadi lantaran warga percaya bahwa mereka pasti akan langsung positif corona dan akan dikarantina.
“Masyarakat berpikirnya begitu, kalau di-rapid test pasti positif, karena memang yang mereka tangkap dari Gugus Tugas selama ini yang disampaikan itu hasil rapid test positif dan bukan hasil rapid test reaktif," kata Borut.
Menurut Borut, upaya rapid test di kawasan itu dilakukan tim medis setelah 6 orang warga positif terpapar Covid-19 berdasarkan hasil swab.
“Ada 6 di sini yang positif Covid-19 berdasarkan swab, lalu tim medis komunikasi dengan kami tokoh-tokoh masyarakat di sini untuk rencana rapid test dan kami sangat membuka ruang, cuma warga menolak,” kata dia.
Padahal rapid test sendiri merupakan salah satu metode skrining awal yang banyak digunakan saat ini untuk mendeteksi virus corona dalam tubuh.
Dikutip dari The Guardian, rapid test bekerja dengan mendeteksi antibodi immunoglobulin melalui darah.
Meski memiliki kelemahan false negative, tapi tasil rapid test dapat keluar hanya dalam waktu 15-20 menit dan bisa dilakukan dimana saja sehingga memudahkan tracing.
Baca Juga: Takut Terinfeksi Virus Corona, Pilih Melahirkan di Rumah, Proses Persalinannya 15 Jam!
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon Wendy Pelupessy sangat menyayangkan sikap penolakan yang dilakukan warga terhadap tim medis tersebut.
“Ini sangat kami sesalkan sekali. Saya tadi dapat laporan dari kepala Puskesmas ada penolakan itu, saya lalu komunikasi dengan Babinsa dan Babinkantibmas serta tim medis untuk mundur saja, nanti kita lihat bagaimana lagi,” kata Wendy saat dikonfirmasi.
Menurut Wendy, pihaknya sebenarnya sudah memberikan sosialiasi kepada warga setempat untuk rencana rapid test.
Bahkan pihaknya juga telah berkoordinasi dengan tokoh masyarakat dan Ketua RT setempat.
“Contoh seperti yang di Keluarahan Silale, keluarga yang kita mau rapid test waktu itu yang ikut demo bersama warga, ternyata setelah rapid test hasilnya positif, jadi upaya kami ini demi kepentingan banyak orang,” kata Wendy.
Baca Juga: Gegara Pelayanan, Rumah Sakit Menalan Korban Jiwa, IDI Desak Pemerintah
Terlebih saat ini Ambon juga menjadi salah satu daerah di Indonesia yang mulai terdampak wabah virus corona.
Berdasarkan data yang dambil dari laman www.ambon.go.id/covid-19 pada Minggu (21/6/2020) tercatat ada sebanyak 383 kasus positif Covid-19 yang terkonfirmasi.
Dimana 277 orang masih dirawat, 96 rang sembuh, dan 10 orang meninggal dunia.(*)
Baca Juga: Kritisi Pemerintah Tak Perhatian Terhadap Tenaga Medis, Kepala Puskesmas Ini Dicopot dari Jabatannya
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com,The Guardian,ambon.go.id/covid-19 |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar