GridHEALTH.id - Bansos Masyarakat Terdampak Covid-19 Lanjut Hingga Desember 2020, Jokowi Ingatkan Isinya, Pakar; Susu Kental Manis Bukan Untuk Anak
Selama pandemi Covid-19, pemerintah telah memberikan bansos untuk masyarakat terdampak Covid-19.
Baca Juga: Hari Ini 'Corona Free Day' Jadi Trending Nomor 1 di Twitter, Cluster Baru?
Awalnya sejak Pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada April 2020 lalu, pembagian bansos ini hanya hingga bulan Juni 2020.
Perkembangannya, Pemerintah memutuskan untuk memperpanjang penyaluran bantuan sosial bagi masyarakat terdampak pandemi virus corona ( Covid-19) hingga Desember 2020.
"Jadi untuk ( bansos) Jabodetabek, sekarang akan sampai Desember," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani seusai rapat kabinet terbatas bersama Presiden Jokowi, Rabu (3/6/2020), melansir dari Kompas.com (3 Juni 2020).
"Namun, mulai Juli hingga Desember (nilai) manfaatnya akan turun dari Rp 600.000 menjadi Rp 300.000 per bulan," lanjut Sri Mulyani menegaskan.
Baca Juga: Dari Hampir Seribu Tenaga Medis, Hanya 2 Dokter Negatif Covid-19 di RS Universitas Hasanuddin
Artinya, mulai Juli hingga Desember, warga terdampak Covid-19 di Jabodetabek akan menerima paket sembako senilai Rp 300.000 setiap bulannya.
Perpanjangan pemberian bansos dari pemerintah ini berlaku bagi warga di luar Jabodetabek.
Warga diluar Jabodetabek menerima bansos dalam bentuk uang tunai. Nilai uang yang diterima turun dari Rp 600.000 menjadi Rp 300.000 mulai Juli hingga Desember 2020.
Mengenai bansos sembako dari pemerintah, melansir TribunKaltim (9 Mei 2020), Menteri Sosial Juliari P Batubara mengatakan Presiden Joko Widodo memerintahkan agar bantuan sosial bagi warga DKI Jakarta ada yang berupa beras saja atau tanpa bahan pangan lainnya.
Baca Juga: Satu Keluarga Tenaga Medis Meninggal Dunia, Diduga Terpapar Covid-19 dari Ibu dan Ayah
"Presiden memerintahkan agar untuk bansos sembako Jabodetabek ini dari 6 kali tahapan penyaluran itu dibagi 4 penyaluran dalam bentuk paket sembako dan 2 kali penyaluran dalam bentuk beras," kata Juliari dalam video konferensi, Jumat (8/5/2020).
Nantinya, bantuan dalam bentuk beras tersebut akan didistribusikan oleh Bulog.
Kementeriannya telah melakukan koordinasi dengan Bulog untuk proses distribusi tersebut.
Baca Juga: Jumlah Kematian Covid-19 Dekati Jakarta, IDI Jatim Minta PSBB Surabaya Tak Dilanjutkan, Lo Kok?
Baca Juga: Jumlah Kematian Covid-19 Dekati Jakarta, IDI Jatim Minta PSBB Surabaya Tak Dilanjutkan, Lo Kok?
"Kementerian Sosial dengan Bulog sudah menyepakati bagaimana pembagian-pembagian tahapannya sehingga nanti bisa total menjadi 6 tahapan penyaluran," tuturnya.
Isi Bansos Menjadi Sorotan Wakil Rakyat, Pemerintah, dan Ahli
Bansos yang selama ini sudah dilaukan di masa pandemi Virus Corona, menjadi sorotan anggota DPR RI, juga ahli.
Sebab isinya ada susu kental manis.
Mengenai hal tersebut, Dirjen Gizi Kemenkes RI, Dr. Dhian Dipo menegaskan bahwa susu kental manis bukan untuk balita maupun bayi.
Sebab menurutnya, melansir TribunKesehatan (21 Juni 2020), susu kental manis sama sekali bukan pengganti ASI dan bukan pengganti susu.
Baca Juga: Jokowi Ulang Tahun ke-59 Tahun, Kisahkan Masa Kecil Pernah Disuruh Makan Arang Akibat Ulah Usilnya
Menurut Dahian, susu kental manis justru memiliki kandungan gula yang terlalu tinggi dan sangat membahayakan jika dikonsumsi bayi dan anak-anak.
“Jadi saya mengingatkan, kalau nanti ada bantuan sosial yang terdapat di dalamnya makanan instan seperti SKM, itu bukan untuk balita. SKM itu juga bukan sesuatu yang baik untuk diminum tunggal seperti buat minuman yang hanya isinya susu saja, itu tidak bisa. SKM harus digabung dengan makanan lain seperti pepaya, sirup kan itu jadi campuran. Tetapi itu juga tidak menjadi sumber gizi utama. Dalam surat edaran Menteri Kesehatan juga kita sampaikan bahwa SKM itu tidak diberikan kepada bayi dan balita,” katanya.
Baca Juga: Selamat Ulang Tahun Jokowi, Yuk Ketahui Menjaga Kesehatan Di Atas Usia 50 Tahun!
Mengenai hal ini, GridHEALTH.id mewawancarai dr. Pittara Pansawira, Mgizi, lulusan S1 FK Universitas Brawijaya dam S2 FK Universitas Indonesia.
Menurutnya, Susu kental manis mengandung banyak gula dan hanya sedikit protein.
“Susu kental manis tidak disarankan diberikan kepada anak secara rutin, karena kandungan proteinnya sangat sedikit (hanya 1 gram per sajian. Dibandingkan dengan susu bubuk, yaitu 4-6 gram per sajian), dan gulanya sangat banyak,” paparnya yang juga mengatakan, hal ini dapat menyebabkan asupan gula berlebihan, gigi rusak, risiko terkena diabetes, dan kegemukkan pada anak.
Saat ditanya Berapa banyak kandungan gula dalam susu kental manis? dokter Pittara menjalaskan, “Kandungan gula dalam 1 sajian susu kental manis terdapat di dalam label (sekitar 16-19 gram per sajian. Atau sekitar 1 – 1,5 sendok makan gula dalam satu sajian).“
Jika tidak percaya, coba saja cek ke laboratorium untuk mengetahui kandungan gulanya. Susu kental manis rasanya pun terlalu manis. Artinya banyak kandungan gula.
Patut dicatat, menurut dokter Pittara susu kental manis ini bisa menjadi faktor yang merusak kecukupan gizi anak.
Ingat, gangguan gizi pada anak secara garis besar dibagi menjadi dua; Status gizi kurang, dan status gizi berlebih.
Nah, anak yang sering mengonsumsi susu kental manis bisa membuatnya obesitas, kegemukan.
Hal senda dipaparkan oleh Dr. Eko Hari Purnomo, STp., MSc, dari Departemen Ilmu dan Tekologi Pangan, Institut Pertanian Bogor.
Saat ditanya GridHEALTH.id, Apa yang terjadi jika anak selalu diberikan susu kental manis untuk diminum?
Menurut Eko, apabila anak diberikan susu kenta manis dalam jangka waktu lama maka dapat berdampak terhadap asupan gula yang berlebih.
Seperti diketahui asupan gula berlebih berpotensi menimbulkan permasalahan jangka panjang seperti diabetes.
Baca Juga: Bukan Pakai Kacamata Hitam, Begini Cara Lihat Gerhana Matahari Cincin Tanpa Khawatir Alami Kebutaan
Baca Juga: Cluster Baru DKI Jakarta; 79 Pedagang di 12 Pasar Terinfeksi Virus Corona
Ini penting dicatat, “Kandungan gula pada susu kental manis dapat mencapai diatas 50% dari berat total. Kandungan gula pada susu kental manis dapat diukur dengan menggunakan alat refractometer,” paparnya.
Tapi, susu kental manis boleh dikonsumsi oleh orang dewasa, “Terutama bagi mereka yang tidak punya masalah dengan gula,” pesannya.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
Source | : | Kompas.com,Tribunkesehatan.com,tribunkaltim,GridHealth.ID |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar