“Satu lagi anak usaia 14 tahun 9 bulan dia tidak lolos karena umur. Orangtua mengajak dialog kalau tidak bisa diterima di negeri, ya tidak apa-apa di swasta, tapi dia menolak. Dia memang ada penyakit lambung yang jadi pemicunya, akhirnya dia meninggal dunia,” kata Arist lagi.
Menanggapi fenomena ini, meningkatnya tingkat stres yang dirasakan anak di masa pencarian sekolah memang wajar terjadi.
Terlebih jika anak tidak diterima di sekolah yang ia inginkan.
Namun jika stres yang muncul justru memicu tindakan bunuh diri tentu hal ini tidak bisa dibiarkan.
Baca Juga: Gelombang Kedua Menyerang Kota Suci, Betlehem Kembali Umumkan Lockdown
Kita perlu melakukan tindakan-tindakan pencegahan agar tindakan bunuh diri tersebut tidak terjadi.
Ada beberapa cara mengenali tanda-tanda stres pada anak yang mungkin terjadi.
Namun yang harus diperhatikan pertma kali adalah perubahan perilaku negatif anak
Bagi anak-anak, stres dapat memanifestasikan dirinya melalui perubahan perilaku, seperti mudah marah atau murung, menarik diri dari kegiatan menyenangkan, sering mengungkapkan kekhawatiran, mengeluh lebih dari biasanya tentang sekolah.
Baca Juga: Sering Berhubungan Badan dengan Waria, Pemuda ini Jadi Predator Anak di Bangka
Source | : | Kompas.com,apa.org |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar