GridHEALTH.id - Laporan Perkembangan Vaksin Virus Covid-19 dari 2 Perusahaan Farmasi, Ada yang Sebabkan Demam dan Efek Samping Lainnya
Vaksin virus corona Covid-19 saat ini sedang dalam penelitian, riset, pengebangan, dan uji coba, dua perusahaan ini siap luncurkan vaksin akhir tahun.
Baca Juga: Tangani Ratusan Pasien Sendirian, Dokter Ini Bertanya Kapan Insentif Tenaga Medis Turun
Mereka yakin target jumlah ketersediaan vaksin dan kesiapannya bisa tercapai dengan kondisi perkembangan hasil penelitian seperti sekarang ini.
Tapi, dalam penelitian terakhir, masih didapati demam dan efek samping lainnya pada mereka yang diuji cobakan vaksin Covid-19 ini.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mengumumkan bahwa 17 vaksin potensial sedang dalam uji coba manusia dengan 132 dalam fase praklinis.
Vaksin Oxford dilaporkan sebagai yang paling maju karena saat ini dalam uji coba fase 3.
Untuk fase ini, sudah ada lebih dari 10.000 relawan yang mendaftarkan diri.
Pfizer, salah satu dari sejumlah perusahaan yang berlomba mengembangkan vaksin, melaporkan data baru yang menjanjikan dari tahap awal uji coba pada Rabu (1/7/2020).
Pengembang vaksin di Pfizer, Phil Dormitzer mengatakan, data baru dari vaksin perusahaannya sangat menarik.
"Apa yang kami sajikan hari ini adalah data sementara awal dari uji coba Amerika Serikat untuk kandidat vaksin pertama," kata Dormitzer seperti dikutip dari ABC News.
Baca Juga: Virus Corona Sembunyi di Sol Sepatu, Begini 3 Cara Menghilangkan SARS-CoV-2
Ia mengungkapkan, kandidat vaksin pertama yaitu memperoleh tingkat antibodi untuk menetralisir virus yang setara atau lebih baik dari apa yang diperlihatkan penderita Covid-19.
"Ini merupakan pekerjaan yang luar biasa dan sekarang ada banyak kebanggaan untuk melihat hasilnya yang mulai maju," kata dia.
Dormitzer mengatakan, pihaknya akan bergerak lebih cepat tetapi bukan berarti mengambil jalan pintas dengan menurunkan standar keselamatan.
Ia menyebutkan, Pfizer akan melakukan apa yang diperlukan untuk memastikan para kandidat vaksin aman.
Baca Juga: Gugus Tugas Benarkan Almarhum Ustad Hilmi Aminudin Positif Covid-19
Baca Juga: Hari Buah Internasional, Ketahui Pentingnya Mengonsumsi Buah Bagi Kesehatan
"Jika ini berhasil dan diluncurkan dalam skala yang kami harapkan, kami dapat mencegah sejumlah besar kerusakan terjadi," ujar dia.
Ia meyakinkan bahwa vaksin tersebut masih berada dalam jalur untuk memenuhi tujuan memproduksi 100 juta dosis pada akhir tahun dan 1,2 miliar dosis lain pada 2021.
"Tujuan yang kami tetapkan adalah mendistribusikan jutaan dosis vaksin pada tahun 2020 dan melaksanakannya, tentu saja, berarti semuanya harus berjalan dengan baik," ujar Dormitzer.
Akhir bulan ini, perusahaan farmasi yang sedang mengembangkan vaksin bersama dengan mitra Jerman BioNTech, akan menguji 30.000 lebih sukarelawan dalam fase percobaan berikutnya.
Baca Juga: Setelah Masuk Zona Hitam, Risma Bahas Cara Kurangi Tingkat Kematian Pasien Covid-19 di Surabaya
Melansir Stat News, vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech memacu respons kekebalan pada pasien yang sehat, tetapi juga menyebabkan demam dan efek samping lainnya, terutama pada dosis yang lebih tinggi.
"Kami sedang menguji kandidat lain. Namun, apa yang dapat kami katakan pada titik ini adalah ada kandidat yang layak berdasarkan pada imunogenisitas dan data keselamatan yang dapat ditoleransi lebih awal," ujar Dormitzer.
Lebih dari 50 persen pasien yang menerima salah satu dari dosis tersebut melaporkan beberapa jenis efek samping termasuk demam dan gangguan tidur. Tak satu pun dari efek samping ini yang dianggap serius.
Baca Juga: Menuai Kritik Pedas, Menteri Kesehatan Selandia Baru Mengundurkan Diri
Baca Juga: Pengakuan Menhub Budi Karya yang Terinfeksi Covid-19 Usai Berkunjung ke Makassar
Artinya, tidak mengakibatkan rawat inap atau cacat dan tidak mengancam jiwa.
Namun, belum diketahui pasti bahwa tingkat antibodi yang lebih tinggi akan menyebabkan kekebalan terhadap virus.
Untuk membuktikannya, Pfizer perlu melakukan penelitian besar yang bertujuan untuk membuktikan bahwa orang yang telah menerima vaksin setidaknya 50 persen lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi kembali.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
Artikel ini telah tayang di Komaps.com dengan judul "Uji Coba Vaksin Virus Corona Ini Menunjukkan Perkembangan Positif"
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar