GridHEALTH.id - Meski kasus baru terus mengalami pelonjakan, Gedung Putih tetap melanjutkan rencana pembukaan sejumlah sektor, termasuk sekolah.
Wakil Presiden AS Mike Pence, yang memimpin gugus tugas virus corona Gedung Putih, beranggapan aturan semestinya tak "terlalu ketat".
Pence membela kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi, dengan mengatakan gelombang wabah terlihat melandai.
Lebih dari 60.000 kasus baru dilaporkan pada Selasa (07/07/20), melampaui rekor tertinggi sebelumnya pada 2 Juli silam, dengan jumlah 55.220.
Angka-angka terbaru datang ketika negara bagian California dan Texas masing-masing melaporkan lebih dari 10.000 kasus harian baru.
Di beberapa negara bagian, termasuk Texas, Florida dan Arizona, rumah sakit kewalahan menampung pasien.
Baca Juga: Gejala Trigliserida Tinggi yang Perlu Diwaspadai, Dari Muncul Benjolan Kuning Hingga Hilang Ingatan
Berbicara kepada wartawan di Departemen Pendidikan AS pada Rabu (08/07/20), Pence membela respons pemerintahan Presiden Trump terhadap pandemi.
"Karena apa yang sudah dilakukan orang-orang Amerika, karena pekerjaan luar biasa dari petugas kesehatan di seluruh negeri, kami meyakini bahwa tingkat kematian rata-rata terus rendah dan stabil," ujarnya.
Dia menambahkan bahwa Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) akan mengeluarkan pedoman baru tentang pembukaan kembali sekolah setelah Trump mengkritik rencana yang diajukan oleh badan pakar sebagai "sangat tangguh dan mahal" dan mengancam akan memotong dana ke sekolah yang tidak membuka kembali aktivitasnya di musim gugur.
"Itulah alasan mengapa, minggu depan, CDC akan mengeluarkan seperangkat pedoman baru, lima dokumen berbeda yang akan memberikan kejelasan lebih lanjut tentang panduan yang akan datang," kata Pence.
Sekolah-sekolah di AS biasanya mulai ajaran baru pada bulan Agustus atau awal September. Sebenarnya pedoman awal CDC menyarankan siswa dan staf di sekolah memakai penutup wajah dan tinggal di rumah jika perlu.
Mereka juga menyarankan sekolah-sekolah harus menerapkan jadwal dan pengaturan tempat duduk yang mendukung jaga jarak sosial, dan menutup ruang-ruang berkumpul.
Sementara itu, dua kampus bergengsi di AS mengambil tindakan hukum terhadap pemerintah atas aturan imigrasi yang mereka katakan akan memaksa siswa internasional mereka dideportasi.
Baca Juga: Lemah Menghadapi Gorengan? Gunakan Minyak Paling Sehat Ini Untuk Menggoreng
Di bawah kebijakan itu, yang diperkenalkan oleh pemerintah Trump beberapa hari lalu, siswa dari negara lain dilarang tinggal di negara itu jika perguruan tinggi mereka tidak mengadakan kuliah di kelas pada musim gugur ini.
Banyak aktivitas kuliah bergeser secara online selama pandemi. Harvard dan Massachusetts Institute of Technology (MIT) - dua universitas dengan peringkat tertinggi di dunia - sekarang telah meminta pengadilan federal untuk memblokir aturan itu.
Presiden Harvard, Lawrence Bacow, mengatakan dalam sebuah email kepada seluruh komunitas Harvard: "Kami mengejar kasus ini dengan penuh semangat sehingga siswa internasional kami - dan siswa internasional di lembaga-lembaga seluruh negeri - dapat melanjutkan studi mereka tanpa ancaman deportasi."
Lebih dari tiga juta orang di Amerika Serikat dinyatakan positif Covid-19, menurut data Universitas Johns Hopkins.
Baca Juga: Kejadian Unik, Alat KB Milik Sang Ibu Dipegang Bayi Saat Lahir
Baca Juga: 5 Keunggulan Menanak Nasi Dengan Air Teh, Mencegah Tumor Hingga Hilangkan Bau Mulut
Angka kematian mencapai 131.000 seperti dilaporkan Worlddometers pada Selasa (07/07/20), penambahan kasus baru di AS juga mencapai rekor tertinggi. (*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Reuters,Fox News,detik.com,Center for Disease Control and Prevention |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar